CEO Tesla dan orang terkaya di dunia, Elon Musk, telah mengungkapkan reservasi tentang kontribusi filantropis MacKenzie Scott, yang mencapai $16 miliar (₹1,37,000 crore) dalam lima tahun terakhir. Scott, mantan istri pendiri Amazon Jeff Bezos, terkenal karena upayanya yang berskala besar yang berfokus pada kesetaraan rasial, hak imigran, dan keadilan LGBTQ.
Sementara kemurahan hati Scott telah mendapatkan pujian luas, Musk mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak lebih luas dari donasi-donasinya, mengutip perdebatan di media sosial yang mempertanyakan niat dan konsekuensi dari pendanaannya.
Donasi substansial Scott, yang sebagian besar dilakukan melalui inisiatif Yield Giving miliknya, telah menempatkannya sebagai salah satu filantropis paling signifikan dalam sejarah. Dengan kekayaan bersih sebesar $36 miliar, ia telah berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan yang diyakininya dapat menciptakan perubahan sistemik.
Namun, Musk menyuarakan kekhawatiran tentang hasil dari kontribusinya. Menanggapi sebuah pos oleh pengusaha John LeFevre, Musk setuju dengan kekhawatiran bahwa donasi Scott mungkin secara tidak proporsional menguntungkan LSM dan individu dengan gelar mahal, daripada menangani kebutuhan masyarakat yang lebih luas.
Upaya Scott telah menarik pujian dan kritik. Pendukung memuji fokusnya pada komunitas yang kurang terwakili, termasuk minoritas rasial, imigran, dan individu LGBTQ, melihat filantropinya sebagai kekuatan transformatif.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa pemilihan penerima manfaat dan biaya administrasi yang terkait dengan beberapa LSM mungkin membatasi efektivitas keseluruhan dari donasi-donasinya. Pernyataan Musk menambah perdebatan yang semakin berkembang tentang bagaimana miliarder seharusnya mendekati filantropi untuk memastikan dampak sosial yang maksimum.