Departemen Efisiensi Pemerintah (D.O.G.E.) milik Elon Musk mendorong reformasi imigrasi untuk mengatasi kekurangan bakat yang terus meningkat di Silicon Valley. Musk berpendapat bahwa AS menghadapi kesenjangan yang signifikan dalam hal insinyur terampil, yang menghambat inovasi di sektor teknologi.

Usulannya mengusulkan pembukaan pintu bagi pekerja asing berkualifikasi tinggi sebagai solusi, bahkan ketika kebijakan imigrasi menjadi semakin kontroversial.

Kekurangan bakat di AS

Pernyataan terbaru Musk di platform media sosialnya, X, mengundang banyak tanda tanya ketika ia mengklaim bahwa jumlah "insinyur super berbakat" di AS tidak mencukupi. Ia menyatakan bahwa meskipun perusahaannya memprioritaskan perekrutan pekerja Amerika, proses visa yang lambat dan rumit membuat pengisian posisi dengan bakat asing papan atas menjadi sulit. Musk yakin bahwa mengatasi kekurangan ini sangat penting untuk mempertahankan kepemimpinan Silicon Valley dalam industri teknologi.

“Saya sangat pro-imigran. Saya percaya kita perlu sistem imigrasi legal yang sangat diperluas. Kita harus membiarkan siapa saja yang bekerja keras dan jujur serta akan menjadi kontributor bagi AS masuk ke negara ini.” — Elon Musk pic.twitter.com/N0PmKQUOFi

— Dima Zeniuk (@DimaZeniuk) 17 Oktober 2024

Vivek Ramaswamy, seorang mitra di D.O.G.E., memiliki pandangan yang serupa. Dia menyarankan bahwa kurangnya kandidat yang kompetitif di antara insinyur yang lahir di AS mungkin disebabkan oleh faktor budaya. Pandangan ini telah bergema dengan banyak orang di komunitas teknologi, terutama mereka yang percaya bahwa AS harus membuka pintunya untuk lebih banyak bakat internasional agar tetap kompetitif.

Perdebatan tentang kebijakan imigrasi

Dukungan Musk untuk kebijakan imigrasi yang lebih santai sejalan dengan tokoh-tokoh terkemuka lainnya di Silicon Valley. Namun, perdebatan tentang imigrasi tetap membelah. Beberapa warga Amerika, terutama mereka yang menentang ide peningkatan imigrasi, berpendapat bahwa pekerja asing akan mengambil pekerjaan dari lulusan STEM yang lahir di negara ini. Di antara para kritikus adalah Laura Loomer, seorang pendukung Trump yang gigih, yang mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan penggantian pekerjaan untuk warga negara AS.

Sebaliknya, tokoh-tokoh seperti Sriram Krishnan, seorang pemodal ventura dan penasihat di pemerintahan Trump, mendukung sistem imigrasi berbasis prestasi. Mereka berargumen bahwa fokus pada keterampilan daripada kewarganegaraan akan menguntungkan ekonomi AS dan kemajuan teknologi.

Perubahan pergeseran politik Silicon Valley

Pergeseran aliansi politik Silicon Valley telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dengan lebih banyak eksekutif teknologi yang mendukung kebijakan pemerintahan Trump, terutama dalam isu-isu seperti imigrasi dan keamanan nasional. Penunjukan tokoh teknologi, seperti David Sacks dan Jacob Helberg, oleh presiden terpilih Trump ke posisi kunci di pemerintahannya mencerminkan perubahan ini. Banyak yang percaya bahwa penunjukan ini akan mempengaruhi arah kebijakan teknologi AS, fokus pada mempertahankan keunggulan kompetitif negara.

Perubahan ini juga menandakan konvergensi yang semakin meningkat antara kepentingan Silicon Valley dan keamanan nasional. Dengan semakin pentingnya AI, keamanan siber, dan teknologi lainnya, pemerintah AS memandang pengembangan teknologi sebagai hal yang penting untuk strategi pertahanan nasionalnya. Paduan antara teknologi dan masalah keamanan nasional mengangkat pertanyaan tentang pendekatan regulasi di masa depan dan implikasi etis dari kemitraan semacam itu.

Postingan D.O.G.E. Elon Musk Bertujuan untuk Mengatasi Tantangan Tenaga Kerja dan Imigrasi Silicon Valley pertama kali muncul di Coinfea.