Investor kehilangan $40 miliar dalam satu hari.

Ini adalah kisah yang belum pernah diceritakan di balik keruntuhan Terra (LUNA).

Pendahuluan

Kecelakaan Terra (LUNA) adalah salah satu peristiwa yang paling menghancurkan dalam sejarah kripto.

Sekali menjadi proyek terkemuka yang bernilai miliaran, kejatuhannya mengguncang seluruh industri, meninggalkan banyak investor bangkrut dan kepercayaan di pasar hancur.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi model stablecoin algoritmik ambisius dari Terra, peristiwa yang menyebabkan keruntuhan dramatisnya, dan pelajaran penting yang harus dipelajari setiap investor kripto.

1. Visi di Balik Terra

Terra dirancang untuk merevolusi pembayaran digital menggunakan stablecoin algoritmiknya, UST. Tidak seperti stablecoin tradisional seperti USDT atau USDC, yang didukung oleh cadangan, UST mempertahankan ikatan $1-nya melalui mekanisme rumit yang melibatkan token asli Terra, LUNA.

2. Mekanisme

Sistem memungkinkan pengguna untuk menukar 1 UST dengan $1 setara LUNA dan sebaliknya. Ini berarti membakar LUNA untuk mencetak UST dan menstabilkan harganya.

Meskipun inovatif, model ini memiliki cacat fatal: di bawah tekanan, mekanisme stabilisasi dapat meluncur keluar dari kendali, menyebabkan kegagalan yang katastrofik.

3. Keruntuhan Dimulai

Pada Mei 2022, UST kehilangan ikatan $1-nya setelah penarikan signifikan dari Anchor, sebuah platform DeFi yang sangat penting bagi ekosistem Terra. Anchor menawarkan imbal hasil tahunan 20% pada setoran UST, menarik lebih dari 70% dari total pasokan UST.

Ketika kekhawatiran tentang keberlanjutan meningkat, pengguna mulai menarik dana secara massal, menciptakan tekanan jual yang luar biasa.

4. Spiral Kematian

Ketika nilai UST turun di bawah $1, sistem merespons dengan mencetak lebih banyak LUNA. Namun, peningkatan pasokan ini membanjiri pasar, menjatuhkan harga LUNA.

Krisis meningkat dengan cepat:

UST jatuh serendah $0.10.

Pasokan LUNA melonjak dari 350 juta token menjadi lebih dari 6,5 triliun.

Harga LUNA merosot dari $80 menjadi hampir nol dalam beberapa hari.

Bursa mulai menghapus kedua token, dan kapitalisasi pasar Terra yang mencapai $40 miliar menguap hampir semalam.

5. Peran Do Kwon

Do Kwon, pendiri Terra yang blak-blakan, menjadi pusat perhatian. Dikenal karena kepercayaan dirinya dan penolakannya terhadap kritik, suaranya beralih ke pengendalian kerusakan saat keruntuhan berlangsung.

Tim Terra mencoba langkah-langkah darurat:

Mencetak triliunan LUNA.

Menggelontorkan miliaran cadangan Bitcoin untuk menstabilkan UST.

Namun, upaya ini gagal, dan sistem semakin terjerumus ke dalam kekacauan.

6. Dampak dan Kontroversi

Do Kwon mengusulkan untuk memecah blockchain Terra untuk menciptakan token LUNA yang baru, tetapi kepercayaan pada proyek sudah hancur. Masalah hukum meningkat saat gugatan dan penyelidikan terhadap keruntuhan Terra dimulai.

Terungkap bahwa Kwon memiliki akses ke dompet dan mekanisme yang sebelumnya dia bantah untuk mengendalikan, semakin memicu kontroversi.

7. Konsekuensi Hukum

Regulator global memperhatikan, menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap stablecoin algoritmik dan proyek DeFi.

Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Kwon.

Pada Maret 2023, Kwon ditahan di Montenegro karena menggunakan paspor palsu.

Dia kini menghadapi tuduhan penipuan dan manipulasi pasar, dengan penyelidikan yang sedang berlangsung di seluruh dunia.

8. Pelajaran yang Dipetik

Keruntuhan Terra menyoroti risiko stablecoin algoritmik dan proyek DeFi berimbal hasil tinggi. Ini menekankan pentingnya memahami risiko sebelum berinvestasi dalam kripto.

Poin penting:

Selalu lakukan riset dengan teliti.

Investasikan hanya apa yang Anda mampu untuk kehilangan.

Tetap berhati-hati di pasar yang volatil dan tidak terduga.

Tetap terinformasi, berinvestasi dengan bijak, dan belajar dari sejarah.