Bank Rakyat Tiongkok dalam Laporan Stabilitas Keuangan 2024-nya menyoroti pentingnya regulasi cryptocurrency. Dalam hal regulasi cryptocurrency, daratan Tiongkok dan Hong Kong menunjukkan sikap yang berbeda.
Daratan mempertahankan larangan ketat terhadap perdagangan dan penambangan cryptocurrency, sementara Hong Kong secara aktif membangun sistem lisensi cryptocurrency-nya, menunjukkan perbedaan pendekatan antara kedua tempat di bidang yang sedang berkembang ini.
Sorotan Laporan Stabilitas Keuangan Tiongkok 2024
Bank Rakyat Tiongkok dalam Laporan Stabilitas Keuangan 2024-nya secara khusus menunjukkan bahwa perhatian global terhadap regulasi cryptocurrency sedang meningkat. Laporan tersebut menyebutkan bahwa 51 yurisdiksi di seluruh dunia telah menerapkan larangan atau pembatasan signifikan terhadap kegiatan terkait cryptocurrency, menunjukkan bahwa masyarakat internasional semakin memperhatikan regulasi cryptocurrency. Pada saat yang sama, beberapa negara berupaya untuk menyempurnakan kerangka regulasi untuk menghadapi tantangan baru yang dihadirkan oleh industri cryptocurrency.
Setelah Bank Rakyat Tiongkok mengumumkan larangan perdagangan dan penambangan mata uang digital pada tahun 2021, kebijakan ini terus diterapkan secara ketat di daratan Tiongkok. Sebaliknya, Hong Kong, dalam lingkungan regulasi yang independen, telah mengambil kebijakan yang lebih longgar, memungkinkan bursa yang berlisensi untuk menyediakan layanan perdagangan mata uang digital kepada ritel. Langkah ini bertujuan untuk menjadikan Hong Kong sebagai pusat cryptocurrency regional, menarik perusahaan global, terutama yang mencari regulasi yang jelas dan kepercayaan investor.
Laporan tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa institusi keuangan di Hong Kong, termasuk HSBC dan Standard Chartered, diminta untuk memasukkan perdagangan cryptocurrency ke dalam kerangka regulasi pelanggan mereka, untuk mematuhi standar internasional, memastikan bahwa institusi keuangan dapat mengurangi risiko terkait perdagangan aset digital. Melalui langkah-langkah ini, Hong Kong tidak hanya berusaha menemukan keseimbangan antara inovasi dan regulasi yang kuat, tetapi juga memberikan contoh bagi pusat keuangan lain dalam menjelajahi adopsi mata uang digital.
Hong Kong terus melangkah menuju pusat cryptocurrency
Baru-baru ini, Hong Kong membuat pernyataan mencolok dalam perjalanannya untuk menjadi pusat cryptocurrency. Dalam sebuah wawancara dengan (Wen Wei Po), anggota Legislatif Hong Kong, anggota CPPCC, dan pengusaha terkenal Wu Jiezhuang mengusulkan saran visioner untuk memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan keuangan resmi Hong Kong.
Wu Jiezhuang percaya bahwa langkah semacam ini tidak hanya dapat membuat portofolio investasi keuangan Hong Kong lebih terdiversifikasi, tetapi juga menjadikan Hong Kong sebagai pemimpin global dalam adopsi aset digital.
Menanggapi hal ini, Biro Keuangan Pemerintah Daerah Khusus Hong Kong menyatakan bahwa Dana Valuta Asing Hong Kong telah menerapkan strategi investasi global yang terdiversifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi risiko dan memastikan pengembalian yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Meskipun mata uang digital belum menjadi tujuan investasi utama untuk dana tersebut, Biro Keuangan Hong Kong juga secara jelas menyatakan bahwa manajer investasi eksternal yang bertanggung jawab atas pengelolaan aset memiliki wewenang untuk menjelajahi alokasi aset yang terdiversifikasi secara global. Ini juga menandakan bahwa investasi dalam mata uang digital adalah mungkin di bawah peraturan yang ada, meskipun investasi tersebut tetap berada dalam batasan tertentu.
Dengan demikian, posisi kebijakan Hong Kong ini memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam bidang cryptocurrency, mencerminkan bahwa Hong Kong sedang maju menuju tujuannya untuk menjadi pusat cryptocurrency regional bahkan global dengan sikap yang terbuka namun hati-hati.