Hei! Apakah kamu sudah mendengar tentang cara menarik dua negara besar Asia – Jepang dan Thailand – dalam mendekati cryptocurrency? Sementara Jepang tampaknya mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap adopsi Bitcoin, Thailand sedang menjelajahi kasus penggunaan inovatif untuknya. Mari kita selami lebih dalam tentang apa yang dilakukan kedua negara ini secara berbeda dalam perjalanan mereka dengan mata uang digital.

Pertama-tama, Jepang cukup tertutup dalam hal mengintegrasikan Bitcoin ke dalam cadangannya. Ini terutama karena pemerintah belum sepenuhnya memahami perkembangan internasional yang mengelilingi cryptocurrency. Mereka telah menyatakan kekhawatiran tentang volatilitas tinggi Bitcoin dan bagaimana hal itu bertentangan dengan strategi cadangan keuangan mereka yang ada. Namun, ada beberapa suara dalam pemerintah Jepang yang menyerukan cadangan Bitcoin, mirip dengan apa yang dipertimbangkan oleh AS.

Di sisi lain, Thailand tampaknya sedang memanfaatkan potensi mata uang digital. Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra bahkan mengusulkan proyek percontohan Bitcoin di Phuket, dengan tujuan menjadikan destinasi wisata populer ini sebagai pusat pembayaran digital. Inisiatif ini telah mendapatkan dukungan dari para pemimpin industri seperti CEO Binance Thailand, Nirun Fuwattananukul, yang percaya bahwa ini dapat membantu memajukan ekosistem kripto negara tersebut.

Jadi, apa artinya ini untuk masa depan mata uang kripto di Asia? Nah, tampaknya Jepang masih ragu tentang bagaimana mengintegrasikan Bitcoin ke dalam sistem keuangan yang ada, sementara Thailand bersedia mengambil risiko dan menjelajahi kemungkinan baru. Akan menarik untuk melihat pendekatan mana yang terbukti lebih sukses dalam jangka panjang.

Apa pendapatmu tentang pendekatan kedua negara ini terhadap cryptocurrency? Beri tahu saya pendapatmu di kolom komentar di bawah!

Sumber: Cryptoslate.com

Postingan Pendekatan Berbeda oleh Jepang & Thailand: Stabilitas vs Inovasi dalam Adopsi Bitcoin pertama kali muncul di CoinBuzzFeed.