Esensi investasi adalah akumulasi aset yang berkelanjutan
Dalam buku "Ayah Kaya, Ayah Miskin", ada sebuah istilah yang disebut "jerat perlombaan tikus".
Tikus harus berlari di atas roda untuk mendapatkan keju yang ada di depan matanya. Semakin cepat ia berlari, semakin cepat roda itu berputar. Hingga akhirnya kelelahan, ia tidak dapat menjangkau sepotong keju.
"Bangun, pergi kerja, bayar tagihan, lalu bangun lagi, pergi kerja lagi, bayar tagihan lagi..." Bukankah sebagian besar dari kita adalah orang biasa yang terus-menerus berada di perlombaan tikus?
Sebenarnya, untuk mendapatkan keju, tikus perlu melompat ke atas, bukan berlari ke depan.
Orang biasa perlu melompat keluar dari "jerat perlombaan tikus", yang dibutuhkan adalah menemukan arah yang tepat, terus-menerus mengakumulasi aset, aset bukan hanya sekadar uang, tetapi juga aset pengetahuan, aset keterampilan, secara sederhana adalah peningkatan kemampuan pribadi.
·
Aset yang bisa kita akumulasi sebagai orang biasa adalah:
1. Aset terpenting adalah diri sendiri. Terus belajar, dan mengubah keterampilan serta pengetahuan menjadi produk. Misalnya, dalam media sosial, sebuah akun media sosial yang sukses adalah aset berkualitas yang terus-menerus menghasilkan pendapatan pasif.
2. Aset keterampilan, saat ini lingkungan besar tidak baik, menguasai satu keterampilan yang memiliki hambatan, tidak peduli bagaimana arus zaman bergerak, Anda memiliki dasar untuk bertahan, meningkatkan kemampuan Anda untuk menghadapi risiko.
3. Kemampuan untuk terus belajar, kemampuan untuk berpikir mandiri, di era internet, informasi terus-menerus keluar dan masuk, setiap informasi harus diproses melalui pikiran kita, kita harus belajar untuk membedakan keaslian dan utilitas informasi, mengambil yang terbaik dan meninggalkan yang buruk, menyerap dan mencerna apa yang berguna bagi diri kita, dan melewati apa yang tidak berguna setelah membacanya~ Teman-teman~ Mari kita berusaha bersama.