Hingga Minggu, 22 Desember 2024, berikut adalah ikhtisar perkembangan terkini di pasar saham India:
Kinerja Pasar
-Penurunan Mingguan: Indeks Nifty 50 dan BSE Sensex mengalami penurunan mingguan pertama dalam lima minggu, masing-masing turun lebih dari 3%.
- Arus Keluar Dana Asing: Penurunan ini dipengaruhi oleh arus keluar dana asing sejumlah ₹122,31 miliar ($1,44 miliar) selama seminggu, meskipun ada pembelian bersih secara keseluruhan pada bulan Desember.
Pergerakan Pasar:
Bitcoin (BTC): Fluktuasi terkini telah diamati, dengan BTC diperdagangkan di bawah 97.000 USDT, menunjukkan peningkatan 0,65% selama 24 jam.
BINANCE
Binance Coin (BNB):
BNB telah mengalami penurunan 1,45% dalam 24 jam, diperdagangkan di bawah 660 USDT.
Pergerakan Menonjol
- IndusInd Bank: Saham IndusInd Bank Ltd. turun sebesar 3,53% menjadi ₹930,00, berkinerja lebih buruk dibandingkan pasar yang lebih luas. Saham tetap jauh di bawah titik tertinggi 52 minggu sebesar ₹1.694,35, yang dicapai pada 15 Januari.
- Amara Raja Batteries: Saham perusahaan naik sebesar 5% setelah keputusan Hyundai Motor India untuk menggunakan teknologi baterai Amara Raja.
Perkembangan Regulasi
- Perdagangan Algoritmik: Dewan Sekuritas dan Pertukaran India (SEBI) telah mengusulkan untuk memperluas perdagangan algoritmik kepada investor ritel. Draf pedoman menyarankan agar algoritma terdaftar di bursa saham dan dikategorikan sebagai "kotak putih" yang transparan atau "kotak hitam" yang tidak transparan, dengan aturan khusus untuk masing-masing. Bursa akan mempertahankan saklar pemutus untuk mencegah manipulasi pasar. Komentar publik tentang pedoman ini terbuka hingga 3 Januari.
Aktivitas IPO
- Gambaran 2024: India memimpin secara global dalam jumlah IPO, dengan 327 pencatatan yang mengumpulkan $19,9 miliar, peningkatan signifikan dari $6,6 miliar tahun sebelumnya. IPO yang menonjol termasuk Hyundai Motor India dan Vodafone Idea.
- Prospek 2025: Wilayah Asia Pasifik mengantisipasi peningkatan aktivitas IPO pada 2025, dengan India dan Australia diharapkan memberikan kontribusi signifikan, mengimbangi kinerja IPO China yang lesu. Bursa Efek Nasional India di Mumbai melampaui bursa AS dalam pendapatan IPO, menangkap 16,8% dari pangsa pasar global.
Gambaran Ekonomi
- Proyeksi 2025: Analis memprediksi pertumbuhan moderat untuk pasar saham India pada 2025. Survei Reuters memprediksi indeks benchmark Sensex akan naik sebesar 9% dari tingkat saat ini pada akhir 2025, menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kekhawatiran mencakup melambatnya permintaan konsumen, penurunan pendapatan perusahaan, dan masuknya saham baru yang mencapai rekor ke pasar.
Investor disarankan untuk memantau perkembangan ini dengan seksama, karena kondisi pasar dapat berubah dengan cepat.
#BinanceAlphaAlert #FranklinCryptoETF #USJoblessClaimsFall #MarketPullback