Dalam perkembangan terbaru, pihak berwenang Nigeria telah membongkar skema penipuan cryptocurrency besar-besaran yang melibatkan 792 orang, termasuk 148 orang Tiongkok dan 40 orang Filipina, di ibu kota komersial negara itu, Lagos. Para tersangka ditangkap selama penggerebekan mendadak di sebuah gedung tujuh lantai yang mengesankan yang dikenal sebagai ‘Big Leaf’ di distrik Victoria Island yang mewah.
Menurut Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan (EFCC), operasi tersebut mengikuti laporan intelijen yang menunjukkan bahwa gedung tersebut digunakan sebagai basis untuk kegiatan penipuan yang menargetkan individu yang tidak curiga di seluruh dunia. Penyelidikan mengungkapkan jaringan yang canggih di mana operator asing bekerja sama dengan rekan lokal untuk melaksanakan penipuan romansa dan investasi menggunakan cryptocurrency.
Rekrutan Nigeria, yang dipilih karena keterampilan komputer mereka, diduga dilatih selama setidaknya dua minggu untuk menyamar sebagai wanita asing dan terlibat dalam percakapan romantis atau bisnis dengan korban. Mereka kemudian membuat profil palsu di platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan Telegram untuk menggoda korban agar berinvestasi dalam skema crypto palsu yang dihosting di platform bernama Yooto(.)com.
Situs web tersebut meminta biaya aktivasi berkisar $35, menjanjikan pengembalian investasi yang tinggi. Setelah kontak awal dibuat, rekrutan Nigeria akan menyerahkan komunikasi kepada operator asing yang akan melaksanakan penipuan. Pembagian kerja ini memastikan bahwa rekan lokal tetap tidak mengetahui keseluruhan skala dari perusahaan kriminal tersebut.
Selama penggerebekan, pihak berwenang menyita setidaknya 500 kartu SIM dan komputer kelas atas, yang menunjukkan bahwa para tersangka menargetkan individu terutama dari Amerika Utara dan Eropa. Mereka juga menemukan bahwa rekrutan Nigeria menerima pembayaran tunai tanpa dokumentasi apa pun, yang semakin mempersulit penyelidikan tentang identitas otak di balik operasi tersebut.
Perkembangan terbaru ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang skema penipuan cryptocurrency skala besar di seluruh dunia. Baru-baru ini, penegak hukum Korea Selatan membongkar penipuan crypto senilai $232 juta, sementara pihak berwenang Australia mengungkapkan bahwa warga negara telah kehilangan hampir $270 juta akibat investasi palsu. Demikian pula, di Hong Kong, polisi membongkar operasi penipuan lintas batas besar yang melibatkan teknologi deepfake untuk menggoda pria agar berinvestasi dalam cryptocurrency.
Mengingat insiden-insiden ini, sangat penting bagi individu untuk berhati-hati saat berurusan dengan investasi cryptocurrency dan selalu melakukan penelitian menyeluruh sebelum mengambil keputusan.
Sumber
Menurut laporan dari cryptopotato.com