Baru-baru ini, menurut laporan dari Reuters, operator rumah sakit besar di AS, Ascension, mengumumkan bahwa hampir 5,6 juta orang terkena dampak serangan ransomware yang terjadi awal tahun ini. Insiden tersebut membahayakan informasi medis pasien, termasuk catatan medis, hasil tes, dan informasi asuransi.
Ransomware adalah jenis malware yang sering digunakan penjahat dunia maya untuk melumpuhkan jaringan komputer, kemudian meminta tebusan dalam bentuk kripto, biasanya Bitcoin atau altcoin lainnya. Inilah cara mereka menjaga anonimitas dan keamanan dalam transaksi. Serangan ini tidak hanya mengganggu operasional klinis namun juga menimbulkan ancaman besar terhadap keamanan data medis, yang pada dasarnya sangat sensitif dan penting.
Menurut pemberitahuan dari Ascension kepada Jaksa Agung Maine, insiden tersebut terjadi pada tanggal 7 dan 8 Mei, dan perusahaan menyalahkan "penjahat dunia maya" yang belum teridentifikasi. Hingga saat ini pihak Ascension belum berkomentar lebih lanjut mengenai kejadian tersebut.
Ascension, didirikan pada tahun 1999 sebagai organisasi nirlaba Katolik, mengoperasikan sekitar 140 rumah sakit dan melayani 19 negara bagian dan District of Columbia. Insiden ini tidak hanya memukul keras Ascension, tetapi juga membuat banyak organisasi layanan kesehatan lainnya lebih waspada terhadap serangan serupa.
Hal penting dalam serangan ransomware baru-baru ini adalah eksploitasi koin, seperti Bitcoin dan altcoin, tidak hanya sebagai alat pembayaran tetapi juga sebagai sarana bagi penjahat untuk memperluas kendali mereka terhadap pihak lain dengan basis data yang disusupi. Hal ini jelas menunjukkan peran penting dan sekaligus potensi risiko yang ditimbulkan oleh teknologi kripto dalam dunia kejahatan teknologi tinggi.
Artikel ini menggunakan informasi dari Reuters. Untuk terus memperbarui berita terbaru tentang kripto dan pasar mata uang kripto, ikuti kami!