Menurut PANews, peraturan aset kripto Uni Eropa akan mulai berlaku sepenuhnya pada akhir tahun, yang mendorong beberapa bursa mata uang kripto di Uni Eropa untuk menghapus mata uang kripto Tether yang populer, USDT. Langkah ini berdampak pada pasar token tersebut, dengan penerbit baru berusaha mengisi kekosongan, sementara investor secara default menggunakan euro untuk transaksi mata uang kripto.
Peraturan Uni Eropa yang baru bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada regulator tentang aliran mata uang kripto dan membantu mencegah aktivitas kriminal seperti pencucian uang. Para ahli forensik blockchain telah mencatat bahwa USDT sering digunakan dalam aktivitas terlarang tersebut. Namun, para eksekutif mata uang kripto memperingatkan bahwa peraturan Pasar Aset Kripto (MiCA) pada akhirnya dapat menguras likuiditas pasar tanpa mencapai tujuan Uni Eropa, yang berpotensi mengurangi daya tarik Uni Eropa bagi para pedagang aset digital pada saat kritis ini. Usman Ahmad, CEO Zodia Markets, sebuah perusahaan perdagangan kripto yang didukung oleh Standard Chartered Bank, menyatakan pemahamannya tentang alasan di balik langkah tersebut tetapi mencatat bahwa hal itu cukup eksklusif dan membatasi bagi pelanggan Uni Eropa, karena USDT adalah stablecoin paling likuid, jauh melampaui yang lain.
Pesaing utama Tether, Circle, memperoleh lisensi yang diperlukan pada bulan Juli. Akan tetapi, Tether belum memperoleh lisensi tersebut, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkannya di masa mendatang. Jika tidak ada lisensi, bursa yang teregulasi harus menghapus token tersebut dari daftar paling lambat tanggal 30 Desember. Tether menolak berkomentar mengenai rencananya terkait lisensi uang elektronik.