Inilah mengapa Anda harus membeli Bitcoin di mana pun Anda tinggal di dunia:

Karena kompleksitas interaksi antara faktor ekonomi, politik, sosial, dan lingkungan, memprediksi ekonomi mana yang akan runtuh terlebih dahulu dalam beberapa tahun mendatang adalah pekerjaan yang sangat spekulatif. Namun, kita dapat melihat keadaan ekonomi saat ini, tingkat utang, stabilitas politik, dan indikator lainnya untuk membahas potensi kerentanan:

Amerika Serikat: Meskipun kekuatan ekonomi Amerika Serikat sangat kuat, beban utang negara sangat berat, dan jika tidak dikelola dengan hati-hati, dapat menimbulkan masalah. Inflasi, suku bunga, dan polarisasi politik memperburuk ketidakpastian. Namun, ekonomi Amerika yang kuat, status mata uang cadangan global, dan kemampuan untuk menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter dapat meredakan risiko.

Cina: Karena adanya masalah utang yang serius (terutama di sektor real estat), serta penegakan yang ketat terhadap teknologi dan sektor lainnya, Cina menghadapi potensi perlambatan ekonomi. Peralihan dari ekonomi yang berorientasi ekspor ke ekonomi yang didorong oleh konsumsi juga membawa risiko, tetapi pasar domestiknya yang besar dan kontrol pemerintah dapat memberikan bantalan.

Uni Eropa: Keadaan ekonomi di dalam Uni Eropa bervariasi, dengan negara-negara seperti Italia, Spanyol, dan Yunani memiliki tingkat utang yang lebih tinggi. Krisis energi yang baru-baru ini dipicu oleh masalah geopolitik memberikan tekanan pada ekonomi, tetapi kekuatan kolektif Uni Eropa dalam perdagangan dan keuangan, ditambah dengan kebijakan bank sentral Eropa, dapat mencegah Uni Eropa runtuh sepenuhnya.

Pasar Berkembang: Negara-negara seperti Argentina, Lebanon, atau Venezuela telah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan ekonomi akibat inflasi yang sangat tinggi, gejolak politik, atau krisis utang yang parah. Jika tren saat ini berlanjut tanpa reformasi signifikan atau bantuan internasional, ekonomi-ekonomi tersebut mungkin menghadapi keruntuhan yang lebih mendesak.

Jepang: Jepang dikenal karena perjuangannya dengan deflasi selama puluhan tahun dan utang publik yang tinggi, dengan rasio utang yang sangat tinggi, tetapi sebagian besar utangnya berasal dari dalam negeri, dan kebiasaan menabung serta investasi budaya mendukung stabilitas ekonomi.