Sumber: cryptoslate
Diterjemahkan oleh: Blockchain Knight
Menurut laporan Bloomberg pada 17 Desember, Deutsche Bank sedang membangun blockchain L2 berbasis Ethereum untuk mengatasi hambatan regulasi yang dihadapi lembaga keuangan saat menggunakan blockchain publik.
Platform ini dikenal sebagai Project Dama2, yang mewakili upaya raksasa perbankan Jerman ini untuk memanfaatkan potensi teknologi blockchain sambil meminimalkan risiko yang terkait dengan buku besar publik, karena buku besar publik sering kali tanpa sengaja bertransaksi dengan entitas yang dikenakan sanksi atau penjahat.
Proyek ini diluncurkan pada bulan November sebagai proyek percontohan, bertujuan untuk menyederhanakan layanan aset.
Project Dama2 memanfaatkan teknologi bukti nol pengetahuan (zkp) ZKsync, menawarkan transaksi yang lebih murah dan lebih efisien.
Selain itu, penggunaan zkp juga dapat memberikan privasi dan layanan yang lebih disesuaikan bagi pengguna institusi yang dikembangkan di blockchain milik Deutsche Bank. Perusahaan aset kripto Memento Blockchain dan Interop Labs sedang membantu pengembangan platform ini.
Perlu dicatat bahwa Project Dama2 adalah bagian dari proyek Guardian yang dikelola oleh Otoritas Moneter Singapura, yang menunjukkan bahwa minat peserta keuangan tradisional terhadap layanan aset berbasis blockchain dan solusi tokenisasi semakin meningkat.
JPMorgan melakukan transaksi pertama di blockchain publik pada akhir 2022, yang juga merupakan bagian dari proyek Guardian.
Sementara itu, raksasa keuangan tradisional seperti BlackRock dan Franklin Templeton telah melakukan tokenisasi dana moneter dengan total nilai pasar lebih dari 1 miliar dolar.
Blockchain publik menawarkan efisiensi besar bagi lembaga peminjam yang diatur.
Selain itu, Ethereum juga merupakan infrastruktur yang disukai oleh institusi, dengan kontribusi sebesar 81% dalam tokenisasi aset dunia nyata (RWA).
Namun, laporan tersebut menunjukkan bahwa keuntungan ini datang dengan ketidakpastian validator transaksi, biaya transaksi yang mungkin mencapai entitas yang dikenakan sanksi, serta risiko hard fork blockchain yang tidak terduga yang dapat mengganggu bisnis.
Solusi yang ditemukan Deutsche Bank adalah dengan menambahkan blockchain L2 miliknya ke dalamnya.
Boon-Hiong Chan, kepala inovasi aplikasi industri Deutsche Bank untuk wilayah Asia Pasifik, mengatakan: "Penggunaan L2 seharusnya dapat menyelesaikan sebagian masalah regulasi."
Oleh karena itu, Project Dama2 tidak hanya menghubungkan Ethereum, tetapi juga memungkinkan bank untuk menghindari beberapa risiko yang melekat pada blockchain publik.
Deutsche Bank berharap dapat memberikan pengalaman blockchain yang lebih aman dan sesuai regulasi dengan membuat daftar validator transaksi yang direncanakan dengan baik dan menyediakan berbagai alat untuk memberikan "super admin" eksklusif kepada regulator.