Kemenangan Donald Trump dalam pemilu mengirimkan gelombang kejutan ke pasar keuangan, dengan Bitcoin memimpin. Melampaui $107,000, mata uang kripto ini telah memantapkan posisinya sebagai pemain utama dalam ekonomi global. Wall Street menyebutnya sebagai "demam emas baru", namun di balik euforia finansial ini terdapat risiko yang semakin besar yang dapat mengguncang fondasi sistem keuangan global.

Integrasi cryptocurrency ke dalam keuangan arus utama

Di bawah kepemimpinan Trump, mata uang kripto tidak lagi menjadi aset pinggiran seperti dulu. Mereka menjadi bagian integral dari struktur keuangan tradisional, menembus bank, dana pensiun, dan pasar global. Meskipun perkembangan ini menggairahkan para investor, hal ini juga harus dibayar mahal: Bitcoin dan mata uang kripto lainnya kehilangan sifat mereka yang terdesentralisasi dan memberontak.
Dengan menjadi bagian dari sistem, mata uang kripto kini dihadapkan pada risiko sistemik. Keruntuhan pasar tidak lagi dapat dikendalikan—hal ini dapat memicu efek domino finansial dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Cadangan Bitcoin Nasional: Taruhan Berani Trump

Pengumuman Trump pada bulan Juli tentang cadangan Bitcoin nasional yang strategis bahkan mengejutkan para pengamat pasar yang paling berpengalaman sekalipun. Rencana tersebut bertujuan untuk mengakumulasi $15 triliun dalam Bitcoin, memposisikan Amerika Serikat sebagai negara adidaya kripto global.
Meskipun usulan ini mungkin tampak tidak masuk akal bagi mereka yang skeptis, penerapannya dapat mengubah keuangan global. Namun, memusatkan aset yang tidak stabil tersebut pada cadangan nasional akan meningkatkan risiko secara signifikan. Jika Bitcoin mengalami penurunan tajam, hal ini tidak hanya dapat mengganggu stabilitas perekonomian AS tetapi juga menyebar ke pasar internasional.

Kekacauan peraturan mengikuti kebijakan kripto Trump

Lanskap peraturan mata uang kripto sudah penuh dengan tantangan, namun pemerintahan Trump bersiap untuk menjadikannya lebih tidak stabil. Pemilihan Paul Atkins, seorang pengkritik keras pengawasan keuangan, untuk memimpin SEC menandakan dorongan untuk deregulasi. Sementara itu, Kongres sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan pengawasan mata uang kripto dari SEC ke CFTC yang kurang didanai, sehingga menyebabkan kebingungan dan melemahkan penegakan hukum.

Kekosongan peraturan ini menguntungkan pelobi kripto tetapi merugikan investor biasa. Kurangnya perlindungan sangat mengkhawatirkan karena ETF Bitcoin, yang diperkenalkan oleh raksasa keuangan seperti BlackRock, membawa mata uang kripto ke dalam keuangan tradisional. Jutaan investor, banyak di antaranya tidak menyadari risikonya, kini terpapar pada volatilitas mata uang kripto yang ekstrem.

Perlindungan konsumen pada talenan

Selain deregulasi, sekutu Trump juga menargetkan Biro Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB), sebuah lembaga yang penting untuk melindungi individu dari penipuan keuangan. Suara-suara terkemuka seperti Marc Andreessen dan Elon Musk menganjurkan agar lembaga tersebut dibubarkan, membuka jalan bagi platform cryptocurrency untuk beroperasi dengan pengawasan minimal.
Konsekuensi dari deregulasi tersebut sangat buruk. Runtuhnya perusahaan-perusahaan fintech, seperti bencana Synapse, bisa menjadi lebih sering terjadi, menyebabkan banyak konsumen kehilangan tempat berlindung.

Bank dan Dana Pensiun memasuki zona bahaya

Secara tradisional, bank dan dana pensiun menjaga jarak secara hati-hati dari investasi mata uang kripto. Namun, kebangkitan Bitcoin ETF telah mengubah permainan. Lembaga-lembaga ini sekarang menambahkan cryptocurrency ke dalam portofolio mereka, dilatarbelakangi oleh janji pengembalian yang tinggi.
Berdasarkan agenda deregulasi Trump, bank dapat memiliki akses tidak terbatas terhadap aset kripto. Ini adalah langkah yang berisiko, karena jatuhnya pasar mata uang kripto tidak hanya akan merugikan investor individu, namun juga dapat melumpuhkan lembaga keuangan dan dana pensiun, sehingga menyebabkan ribuan juta orang rentan.

Peran Trump dalam Ekspansi Berisiko Cryptocurrency

Platform World Liberty Financial milik Trump telah melakukan akuisisi mata uang kripto secara signifikan, menandakan komitmen pemerintahannya untuk mengintegrasikan Bitcoin ke dalam sistem keuangan. Meskipun pendekatan ini memacu pertumbuhan jangka pendek, pendekatan ini juga mempercepat kerentanan industri. Sejarah menawarkan pelajaran yang patut direnungkan: kehancuran kripto pada tahun 2022, yang sebagian besar terbatas pada industri itu sendiri, mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan risiko sistemik yang ditimbulkan oleh era adopsi kripto.

Keruntuhan yang akan terjadi: Krisis sedang terjadi

Setiap kenaikan mata uang kripto berakhir dengan kehancuran, dan hal ini tidak terkecuali. Perbedaannya sekarang adalah skalanya. Dengan terintegrasinya Bitcoin ke dalam bank, dana pensiun, dan bahkan cadangan nasional, kehancuran tidak lagi terbatas pada investor dan penggemar teknologi.
Di bawah kepemimpinan Trump, pertaruhannya menjadi lebih besar dari sebelumnya. Jika Bitcoin runtuh, dampaknya dapat berdampak pada perekonomian global, menyebabkan krisis keuangan yang lebih besar dibandingkan kegagalan pasar sebelumnya.

Sebuah seruan untuk berhati-hati

Ketika pemerintahan Trump bergerak maju dengan agendanya yang ramah terhadap kripto, dunia sedang bergegas menuju wilayah yang belum dipetakan. Janji akan inovasi dan pertumbuhan harus diimbangi dengan risiko nyata dari keruntuhan sistem. Tanpa regulasi yang kuat dan perlindungan konsumen, impian masa depan yang didorong oleh Bitcoin dapat dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk.