Bank Sudah Mati, Lupa Beritahu Publik!
Sistem perbankan tradisional menghadapi proses transformasi radikal, didorong oleh inovasi teknologi dan kemajuan mata uang kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Perubahan-perubahan ini menantang model intermediasi keuangan tradisional dan dapat menjadi sinyal “berakhirnya” perbankan, setidaknya seperti yang kita kenal sekarang.
1. Bangkitnya DeFi (Keuangan Terdesentralisasi)
DeFi menggunakan teknologi blockchain dan kontrak pintar untuk memungkinkan transaksi keuangan langsung antar pengguna (P2P), sehingga menghilangkan kebutuhan akan perantara, seperti bank. Hasilnya, layanan seperti pinjaman, hipotek, dan transfer internasional menjadi lebih mudah diakses, lebih murah, dan lebih cepat. Jaringan Ethereum, misalnya, adalah salah satu penanggung jawab utama untuk mendorong pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang mendukung ekosistem ini.
2. Bank Digital dan Dematerialisasi Cabang
Faktor lain yang berkontribusi terhadap “matinya” bank tradisional adalah pertumbuhan operasional perbankan digital. Di Brazil, penutupan cabang fisik semakin cepat, pada saat yang sama platform seperti Nubank, Banco Inter dan C6 Bank memperluas basis pelanggan mereka. Selain itu, saluran digital, seperti mobile banking dan internet banking, sudah mewakili sekitar 77% transaksi keuangan di negara ini. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin bersedia mengadopsi solusi teknologi untuk mengelola keuangannya.
3. Dampak Transaksi Aplikasi
Transaksi keuangan melalui aplikasi perpesanan, seperti WhatsApp, tumbuh 531% dalam satu tahun, menandakan perubahan perilaku pengguna. Tren ini memperkuat gagasan bahwa konsumen lebih memilih solusi praktis dan mudah diakses, yang dapat dilakukan langsung dari ponsel pintar mereka, tanpa memerlukan lembaga fisik.