Malam tanggal 9–10 Desember menyaksikan salah satu kejatuhan paling signifikan di pasar cryptocurrency dalam beberapa tahun terakhir. Dalam waktu hanya 24 jam, likuidasi mencapai $1,7 miliar, mempengaruhi lebih dari 560.000 trader. Korban utama adalah peserta yang menggunakan leverage tinggi, bahkan pada 5x. Peristiwa ini sudah disebut sebagai "pemusnahan kripto." Apa yang menyebabkan kejatuhan ini, dan apa yang akan terjadi selanjutnya?

Penyebab Kejatuhan: Wawasan Ahli

Para ahli mengaitkan kejatuhan ini dengan beberapa faktor kunci:

1. Ketidakstabilan Makroekonomi.

Analis Jamie Coates menyoroti bahwa pasokan uang global (M2) sedang stabil, sementara Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan tanda-tanda volatilitas palsu. Dipadukan dengan kondisi keuangan yang terlalu ketat, ini menciptakan ketidakpastian untuk pasar.

2. Penjualan Besar Investor.

Sejak 8 November, pemegang Bitcoin jangka panjang telah mengurangi posisi mereka sebesar 827.783 BTC (setara dengan $81,2 miliar), memperburuk tekanan pasar.

3. Kekhawatiran Komputasi Kuantum.

Pengumuman Google tentang chip Willow memicu ketakutan tentang keamanan algoritma kriptografi, memicu gelombang kepanikan.

4. Penjualan Aset Pemerintah Bhutan.

Penjualan 406 Bitcoin ($40 juta) oleh pemerintah Bhutan semakin menekan harga.

5. Koreksi Historis Pra-Halving.

Bitcoin sering mengalami periode penurunan dan akumulasi sebelum acara halving-nya.

Apa yang Terjadi di Pasar?

Harga Bitcoin anjlok ke $90.500, Ethereum (ETH) turun menjadi $3.465, dan Solana (SOL) diperdagangkan sekitar $200. Beberapa altcoin kehilangan lebih dari 30% nilai mereka dalam waktu hanya 24 jam.

Likuidasi massal posisi terleverase memicu reaksi berantai yang memperdalam kejatuhan.

Pedagang yang menggunakan leverage 10x adalah yang paling terdampak, tetapi bahkan mereka yang menganggap leverage 5x sebagai "aman" menghadapi likuidasi yang meluas. Menurut trader "ltrd," ini adalah likuidasi terbesar sejak 2021.

Prakiraan: Apa Selanjutnya?

Prospek jangka pendek untuk pasar kripto tetap tidak pasti. Analis di CryptoQuant percaya bahwa Bitcoin tidak mungkin melampaui $100.000, karena minat spekulatif di bursa semakin menurun.

Namun, Jamie Coates menyarankan Bitcoin bisa pulih dan melanjutkan pertumbuhan dalam 2–3 bulan ke depan. Data historis menunjukkan bahwa periode pra-halving sering kali melihat akumulasi aset. Selain itu, permintaan untuk cryptocurrency tetap kuat karena popularitas keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan NFT.

Peristiwa terbaru ini mengingatkan kita akan pentingnya:

• Menganalisis Faktor Makroekonomi. Trader yang sukses mempertimbangkan indikator ekonomi global.

• Manajemen Risiko. Menggunakan leverage tinggi secara signifikan meningkatkan risiko likuidasi.

• Tetap Terinformasi. Pengumuman dari perusahaan teknologi besar atau tindakan pemerintah dapat memiliki dampak pasar yang tiba-tiba.

Setelah kejatuhan seperti itu, pasar sering mengalami rebound jangka pendek saat peserta mencoba membeli aset dengan harga lebih rendah. Namun, pertumbuhan yang berkelanjutan memerlukan perbaikan dalam likuiditas global.