Amerika Serikat menggunakan dolar untuk membeli barang-barang dari China, China menerima dolar, kemudian China menggunakan dolar untuk membeli obligasi negara Amerika, dolar kembali ke Amerika, Amerika sekali lagi menggunakan dolar untuk membeli barang-barang dari China, China mendapatkan dolar, dan membeli obligasi negara Amerika. Dengan cara ini, prosesnya berulang, Amerika menggunakan deretan angka obligasi negara untuk mendapatkan barang-barang dari China yang mereka inginkan. Begitulah mudahnya prinsip ini.
Model siklus ini memiliki banyak masalah dan risiko potensial. Pertama, obligasi negara yang dimiliki China tidak tanpa risiko, kondisi ekonomi Amerika, kebijakan moneter, dan perubahan situasi politik dapat mempengaruhi nilai obligasi negara tersebut.
Kedua, ketergantungan yang berlebihan pada siklus perdagangan dan keuangan ini dapat mempengaruhi peningkatan dan inovasi industri China sendiri. Dalam jangka panjang, mengandalkan tenaga kerja murah dan sumber daya, serta mengekspor banyak barang hanya untuk mendapatkan obligasi negara Amerika yang terus meningkat, bukanlah strategi yang baik untuk perkembangan ekonomi China yang berkelanjutan.
Selain itu, dari sudut pandang pola ekonomi global, hubungan perdagangan dan keuangan yang tidak seimbang ini juga tidak mendukung stabilitas dan perkembangan sehat ekonomi dunia. Ketika ekonomi Amerika mengalami fluktuasi, siklus ini dapat memicu krisis ekonomi global.
Di masa depan, China perlu lebih fokus pada peningkatan nilai tambah industri sendiri, memperkuat inovasi teknologi, mendorong internasionalisasi renminbi, secara bertahap memecahkan siklus tidak wajar ini, dan mewujudkan perdagangan dan tata keuangan internasional yang lebih adil, stabil, dan berkelanjutan.
Ikuti saya, jika ada pertanyaan yang ingin dikonsultasikan atau ingin belajar bersama. Lihat profil bisnis, tanpa biaya untuk bergabung. $ETH $XRP $SOL #PEPE市值新高 #Cardano基金会推特被盗 #粉丝代币板块普涨 #SUSHI2025产品路线图 #1MBABYDOGE热度上升