Ringkasan poin-poin:

  • Guncangan pasar: Pengumuman keadaan darurat militer memicu penjualan besar-besaran di bursa cryptocurrency Korea Selatan, dengan total penjualan sekitar 33,3 miliar dolar AS. Harga Bitcoin jatuh ke 62.300 dolar AS, dan pasar lokal mencatat volume perdagangan tertinggi di dunia.

  • Keluar investor: Karena fluktuasi harga dan gangguan sistem di bursa lokal, diperkirakan investor Korea akan beralih ke bursa luar negeri dan platform DeFi.

  • Penurunan industri: Ketidakstabilan politik mendorong proyek blockchain di Korea untuk pindah ke luar negeri. Legislatif utama, seperti undang-undang perlindungan pengguna aset virtual, mungkin akan tertunda sebagai akibatnya.

1. Pendahuluan

Sumber: Yonhap News

Semalam, Presiden Yoon Suk-yeol secara mendadak mengumumkan dan mencabut keadaan darurat militer, yang mengakibatkan guncangan pada pasar cryptocurrency Korea. Harga Bitcoin di bursa terbesar Korea, Upbit, jatuh ke 62.300 dolar AS. Upbit dan Bithumb, dua bursa terbesar di Korea, mencatat volume perdagangan 24 jam sebesar 26,9 miliar dolar AS dan 6,4 miliar dolar AS, yang merupakan level tertinggi tahun ini. Ini mencerminkan penjualan besar-besaran oleh investor Korea setelah pengumuman keadaan darurat militer. Selama periode ini, bursa Korea untuk sesaat menjadi pasar dengan volume perdagangan tertinggi di dunia, yang menyoroti ekstremitas volatilitas pasar.

2. Penurunan kepercayaan terhadap aset won Korea dan peningkatan permintaan cryptocurrency

Peristiwa darurat militer secara serius mengurangi kepercayaan terhadap aset won Korea. Dengan keluarnya modal asing, pasar saham dan obligasi mungkin akan lebih bergejolak. Oleh karena itu, investor secara bertahap beralih ke aset terdesentralisasi, seperti cryptocurrency.

Dalam konteks meningkatnya risiko geopolitik, investor memilih cryptocurrency sebagai perlindungan aset. Cryptocurrency utama seperti Bitcoin menjadi sorotan karena tidak terpengaruh oleh kontrol pemerintah. Dalam krisis sebelumnya, seperti protes di Hong Kong dan perang Rusia-Ukraina, cryptocurrency dipandang sebagai aset safe haven.

3. Pedang bermata dua dari pengawasan ketat dan percepatan pemindahan bursa ke luar negeri

Bursa cryptocurrency di Korea Selatan menjaga keamanan tinggi melalui aturan perjalanan yang ketat dan regulasi KYC. Undang-undang tentang pelaporan informasi transaksi keuangan yang ditentukan dan penggunaannya memperkuat langkah-langkah anti pencucian uang (AML) dan meningkatkan perlindungan bagi investor. Upaya ini membuat Korea Selatan berada di garis depan dalam kepatuhan regulasi.

Sumber: Upbit

Namun, runtuhnya pasar mengungkapkan efek pedang bermata dua dari pengawasan ketat. Aturan yang ketat menjaga premium kimchi terbalik, memperlebar selisih harga dengan pasar global, sehingga menyulitkan investor untuk membuat keputusan yang rasional.

Fluktuasi harga yang tajam dan ketidakstabilan sistem di bursa lokal telah mengurangi kepercayaan investor. Dengan volume perdagangan semalam mencapai 33,3 miliar dolar AS, server Upbit dan Bithumb mengalami keruntuhan. Berbeda dengan bursa luar negeri, ketidakstabilan ini membuat bursa lokal tampak tidak dapat diandalkan.

Masalah-masalah ini diperkirakan akan mempercepat migrasi investor Korea ke bursa luar negeri dan platform DeFi. Binance dan Coinbase menawarkan lingkungan perdagangan yang stabil dan produk keuangan yang beragam, menjadikannya pilihan ideal bagi investor Korea.

4. Proyek blockchain Korea mempercepat pemindahan ke luar negeri

Karena ketidakstabilan politik, lingkungan investasi proyek blockchain di Korea Selatan terpengaruh. Banyak proyek besar telah pindah ke luar negeri, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut. Departemen blockchain Nexon, Nexpace, telah pindah ke Abu Dhabi, sementara Kaia Foundation dari Klaytn dan LINE Finschia telah pindah ke Singapura, dan Wemade's Wemix telah berpindah ke Dubai. Perusahaan-perusahaan ini memilih negara-negara yang ramah terhadap blockchain untuk menghindari ketidakpastian regulasi dan risiko politik di Korea Selatan. Diperkirakan lebih banyak proyek akan pindah ke Singapura dan Uni Emirat Arab, di mana regulasi tetap jelas dan stabil.

Migrasi startup blockchain ke luar negeri menimbulkan kekhawatiran tentang kehilangan talenta. Tren ini dapat melemahkan daya saing Korea Selatan di bidang blockchain. Dalam konteks perkembangan pesat teknologi Web3 dan blockchain, kehilangan talenta dapat memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap keunggulan teknologi Korea. Aliran keluar ini memperburuk rasa krisis di dalam industri.

Selain itu, masalah pemakzulan dapat menunda proses legislasi penting. Undang-undang perlindungan pengguna aset virtual yang sedang dibahas di parlemen dapat menghadapi penundaan. Penundaan ini dapat lebih menghalangi proses institusionalisasi pasar cryptocurrency Korea.

5. Kesimpulan

Peristiwa darurat militer mengungkapkan kelemahan struktural di pasar cryptocurrency Korea Selatan. Dalam semalam, perdagangan senilai 33,3 miliar dolar AS menghilang, dan server bursa utama mengalami gangguan. Pasar mengalami fluktuasi harga yang ekstrem, dengan selisih harga yang signifikan dibandingkan bursa global. Peristiwa ini menyoroti risiko politik di pasar dan kerentanan sistem perdagangan saat ini di bawah tekanan.

Dalam jangka pendek, ketidakstabilan pasar diperkirakan akan tetap berlanjut. Namun, melalui perbaikan institusi yang tepat dan penguatan sistem, krisis ini juga dapat menjadi titik balik. Upaya ini akan membantu meningkatkan stabilitas ekosistem cryptocurrency Korea dan mendorong perkembangan globalnya. Arah masa depan layak untuk diperhatikan dengan seksama.

Tautan asli: https://reports.tiger-research.com/p/korea-martial-law-eng