Pasar kripto telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memutuskan untuk mencabut darurat militer, kurang dari enam jam setelah diberlakukan.
Menurut laporan dalam negeri, perintah tersebut dibatalkan sekitar pukul 04.30 waktu setempat (02.30 waktu Vietnam) saat rapat Kabinet. Sebelumnya, sekitar 190 dari 300 anggota parlemen Majelis Nasional Korea memilih menentang darurat militer.
“Saya menerima permintaan Majelis Nasional dan secara resmi mencabut perintah ini,” kata Presiden Yoon, menurut laporan dari The Washington Post.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol
Menurut hukum Korea Selatan, pemerintah diharuskan mencabut darurat militer jika mayoritas anggota Majelis Nasional memilih untuk memintanya.
Darurat militer adalah tindakan khusus yang diterapkan pemerintah selama keadaan darurat, ketika kendali administratif dialihkan dari otoritas sipil ke otoritas militer. Pada masa ini, kebebasan sipil mungkin dibatasi, dan militer mempunyai kekuasaan untuk menegakkan hukum dan menjaga ketertiban. Darurat militer sering kali diterapkan dalam situasi seperti kerusuhan, perang, atau krisis politik yang serius.
Pernyataan darurat militer yang diumumkan secara tiba-tiba oleh Tuan Yoon dalam siaran langsung pada hari Selasa mengejutkan opini publik global, menyebabkan AS menyuarakan "keprihatinan mendalam terhadap perkembangan di Korea Selatan."
Mr Yoon mengatakan perintah darurat militer dikeluarkan untuk menanggapi "ancaman dari kekuatan komunis Korea Utara" dan untuk "menekan elemen anti-negara."
“Ini adalah langkah yang tidak dapat dihindari untuk menjamin kebebasan dan keamanan masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas nasional dalam menghadapi ketidakstabilan yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan destruktif,” tegasnya dalam pidato sebelumnya.
Harga BTC, ETH, dan CoinMarketCap.
“Kami memuji keputusan Presiden Yoon untuk mencabut perintah darurat militer yang mengganggu dan menghormati keinginan Majelis Nasional Korea,” kata juru bicara Gedung Putih kepada CNN.
Sebelumnya, pada tanggal 2 Desember, volume perdagangan ritel mata uang kripto di Korea Selatan mencapai level tertinggi kedua tahun ini, karena investor berbondong-bondong memperdagangkan serangkaian altcoin yang kuat.
XRP memimpin dengan volume perdagangan melebihi $6,3 miliar di pasar Korea. Dogecoin (DOGE) berada di peringkat kedua dengan 1,6 miliar USD, disusul Stellar (XLM) yang mencapai 1,3 miliar USD, Ethereum Name Service (ENS) yang mencapai 900 juta USD, dan Hedera (HBAR) yang mencapai 800 juta USD.
Penyebab krisis
Saat ini, Korea Selatan sedang mengalami krisis politik yang serius antara Presiden Yoon Suk-yeol dan Majelis Nasional, yang dipegang oleh oposisi Partai Demokrat. Konflik ini telah meningkatkan ketegangan politik dan menciptakan tantangan besar terhadap demokrasi dan stabilitas nasional.
Konteks krisis
Presiden Yoon Suk-yeol: Sejak menjabat pada Mei 2022, Tuan Yoon telah menerapkan kebijakan reformasi ekonomi dan luar negeri, namun mendapat tentangan kuat dari Partai Demokrat, yang menguasai mayoritas Majelis Nasional.
Partai Demokrat: Dengan mayoritas kursi di Kongres, partai ini berupaya menghalangi banyak kebijakan penting dan penunjukan Presiden, sehingga menyebabkan situasi “kemacetan pemerintah”.
Masalah utama
Konflik anggaran: Presiden dan Kongres berdebat sengit mengenai anggaran nasional, khususnya belanja publik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Reformasi peradilan: Salah satu isu yang paling menonjol adalah reformasi sistem peradilan, seiring dengan upaya Presiden Yoon untuk membatasi kekuasaan kantor kejaksaan, sementara Partai Demokrat melihat hal ini sebagai tindakan untuk memperkuat kekuasaan pribadi.
Hubungan luar negeri: Perbedaan pendekatan dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok juga menjadi penyebab meningkatnya ketegangan.
Masalah tanggung jawab: Partai Demokrat telah berulang kali berupaya mengadakan penyelidikan dan bahkan mengusulkan pemakzulan terhadap anggota pemerintahan Tuan Yoon atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Konsekuensi
Ketidakstabilan politik: Konfrontasi antara Presiden dan Kongres mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga demokrasi dan menyebabkan stagnasi pengambilan kebijakan.
Dampak ekonomi: Kebuntuan politik yang berkepanjangan berisiko merugikan perekonomian, terutama dalam konteks ketika Korea Selatan menghadapi pertumbuhan yang lambat dan tekanan dari pesaing regional.
Hubungan luar negeri yang melemah: Krisis internal menyulitkan Korea Selatan untuk mempertahankan posisi dan fleksibilitasnya dalam kebijakan luar negeri.
Masa depan
Krisis yang terjadi saat ini merupakan ujian besar bagi kemampuan kepemimpinan Presiden Yoon Suk-yeol serta persatuan di dalam Partai Demokrat. Tanpa solusi terobosan, situasi ini dapat melemahkan demokrasi Korea Selatan dan mendorong negara tersebut ke dalam spiral ketidakstabilan jangka panjang.
Sumber: https://tapchibitcoin.io/thi-truong-crypto-phuc-hoi-khi-tong-thong-han-quoc-rut-lai-lenh-thiet-quan-luat.html