Rumania telah menggunakan teknologi blockchain dalam pemilihannya untuk mempromosikan transparansi dan kejelasan.
Negara Eropa Tenggara ini memanfaatkan teknologi untuk memantau proses pemilu, termasuk memvalidasi dan menghitung suara presiden. Rumania adalah negara Eropa pertama yang memanfaatkan teknologi dengan cara ini.
Semua transaksi dapat dilihat di buku yang tersedia secara online melalui situs web resmi Otoritas Pemilu Permanen di Rumania (ROAP).
Badan pemilu mengembangkan dasbor di mana warga dapat melacak hasil secara langsung di buku publik. Untuk menjaga privasi pemilih, dasbor menyembunyikan nama kandidat yang dipilih oleh pemilih.
ROAP Mempromosikan Transparansi dan Akuntabilitas Pemilu Dengan STS
Sistem pemungutan suara adalah upaya kolaboratif ROAP dan Layanan Telekomunikasi Khusus (STS) negara tersebut.
Menurut STS, sistem ini memanfaatkan Infrastruktur Layanan Blockchain Eropa (EBSI), dengan node yang tersebar di 27 negara Eropa.
Dalam konteks ini, node adalah komputer atau perangkat yang menyimpan catatan publik dari transaksi di blockchain.
“Implementasi teknologi modern ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan sistem pemilu di Rumania dengan memastikan jejak dan meningkatkan kepercayaan terhadap integritas data,” jelas STS.
Perlu dicatat, sinergi ROAP dengan STS memberikan lapisan tambahan transparansi dan akuntabilitas pada sistem.
Bagaimana Sistem Pemungutan Suara Blockchain Rumania Bekerja
Semua data yang dikumpulkan di berbagai tempat pemungutan suara dicatat sebagai transaksi di blockchain. Setiap transaksi berisi informasi publik dan hash dari data pribadi.
Privasi ini dipertahankan dari awal hingga akhir proses. Dengan desentralisasi sebagai inti dari banyak proses blockchain, node jaringan dihosting oleh puluhan otoritas nasional dan regional serta institusi akademik.
Selain memastikan desentralisasi, tindakan ini juga mengurangi peluang untuk melakukan perubahan.
Negara Lain Akan Mengikuti Setelah Rumania
Amerika Serikat baru-baru ini mengadakan pemilihan presiden 2024, dengan pertarungan sengit antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
Mantan presiden AS Donald Trump mewakili Partai Republik, sementara wakil presiden saat ini Kamala Harris mewakili Partai Demokrat. Dari keduanya, Trump menunjukkan sikap yang lebih pro-kripto, yang akhirnya membantunya mengamankan kursi di Gedung Putih.
Dengan sikap yang lebih ramah terhadap blockchain dan kripto, Amerika mungkin mempertimbangkan untuk mengadopsi sistem pemungutan suara serupa untuk pemilihan di masa depan.
Artikel tentang Rumania Menggunakan Teknologi Blockchain untuk Proses Pemilihan Pertama Kali Tercetak di TheCoinrise.com.