Bank Sentral India telah bermitra dengan Ripple Labs untuk pengujian Digital Rupee.
Aliansi ini akan membantu menguji efisiensi Digital Rupee.
Bank Cadangan India (RBI), bank sentral India, telah mengonfirmasi kemitraan dengan Ripple Labs untuk inisiatif Digital Rupee-nya. RBI akan menggunakan XRP Ledger Ripple dan keahlian perusahaan dalam teknologi blockchain serta transaksi lintas batas untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan Digital Rupee.
Digital Rupee Memanfaatkan Kemampuan XRPL
Menteri Keuangan India memperkenalkan Digital Rupee pada Februari 2020 sebagai versi digital token dari Rupee India yang diterbitkan oleh RBI sebagai Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC). Digital Rupee dibagi untuk memenuhi kebutuhan penggunaan Grosir dan Retail.
Yang pertama dirancang untuk lembaga keuangan, sementara yang terakhir untuk transaksi konsumen dan bisnis.
XRP Ledger (XRPL) telah berkinerja luar biasa dalam mengintegrasikan sistem keuangan global. XRPL adalah blockchain publik yang terdesentralisasi yang dirancang untuk transaksi berkinerja tinggi dan biaya rendah. Sebuah komunitas global bisnis dan pengembang memeliharanya.
Penerapan XRPL dalam transaksi lintas batas Digital Rupee menguntungkan ekonomi India karena memungkinkan transaksi lintas batas yang lebih hemat biaya. Bank sentral India juga berencana memanfaatkan kecepatan dan skalabilitas XRPL untuk memproses hingga 1.500 transaksi per detik, menjamin bahwa Digital Rupee dapat mendukung operasi keuangan yang luas dengan mulus.
Lebih lanjut, fitur keamanan XRPL yang kuat melindungi dari penipuan dan menjaga integritas transaksi. Selain itu, XRPL kompatibel dengan sistem keuangan lainnya, memungkinkan integrasi yang mulus dengan infrastruktur perbankan dan keuangan yang ada.
RBI memperkirakan bahwa integrasi XRPL akan menyederhanakan transaksi digital, mengurangi waktu dan biaya teknik perbankan konvensional. Transaksi yang lebih cepat dan aman dapat merangsang aktivitas ekonomi dan berkontribusi pada ekspansi ekonomi India. Digital Rupee, yang didukung oleh XRPL, juga dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih besar dengan menjangkau komunitas yang terisolasi dan kurang terlayani.
Selain itu, kemampuan pelacakan dan transparansi dalam teknologi blockchain membantu dengan kepatuhan regulasi, menjadikan sistem ini lebih dapat diandalkan. Langkah strategis oleh RBI ini memodernisasi infrastruktur keuangan India dan menempatkan negara ini di garis depan lanskap mata uang digital global.
RBI baru-baru ini mengungkapkan bahwa sekitar lima juta pengguna Digital Rupee dan 420.000 pedagang berpartisipasi dalam pilot CBDC ritel hingga Juni 2024. Sementara itu, CNF melaporkan bahwa Digital Rupee mencapai tonggak satu juta transaksi per hari pada akhir 2023.
Kehadiran Ripple yang Berkembang dalam Keuangan Global
Ripple terus membuat kemajuan yang signifikan dalam industri aset digital global. Seperti yang dilaporkan oleh CNF, Ripple meluncurkan platform CBDC-nya, memungkinkan lembaga, pemerintah, dan bank sentral untuk mencetak stablecoin dan CBDC mereka sendiri. Platform ini menggunakan teknologi blockchain yang sama dengan XRPL, memungkinkan pengguna untuk mempersonalisasi dan mengelola transaksi dan distribusi CBDC berbasis fiat sepanjang siklus hidupnya.
Beberapa bank India sebelumnya telah bekerja sama dengan Ripple untuk menggunakan teknologi blockchain untuk remitansi dan pembayaran lintas batas. Sejak 2018, Ripple telah bermitra dengan Kotak Mahindra Bank, salah satu bank swasta terkemuka di India.
Berkat kolaborasi ini, Ripple telah membawa Sistem CryptoTradingFund (CTF) XRP Ledger ke pasar India. Kemitraan ini menyoroti adopsi teknologi blockchain yang semakin berkembang di sektor perbankan India.
Negara-negara lain yang memanfaatkan teknologi canggih XRPL untuk menciptakan CBDC yang efisien dan aman termasuk Palau, Rusia, Jepang, UEA, Uruguay, Selandia Baru, Hong Kong, Bhutan, Kolombia, dan Montenegro.