Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan oleh investor ritel di seluruh dunia adalah kecenderungan untuk menahan posisi yang merugi terlalu lama sambil menjual posisi yang menguntungkan sebelum waktunya. Perilaku ini berasal dari fokus semata-mata pada laba akun daripada memperhatikan indikator penting seperti tren pasar dan volume perdagangan. Untuk berhasil dalam perdagangan, seseorang harus membalikkan pola pikir ini—membiarkan laba tumbuh dan memangkas kerugian lebih awal. Kunci keberhasilan terletak pada mempertahankan pendekatan yang disiplin: menetapkan level stop-loss dan take-profit yang jelas.
Misalnya, strategi saya melibatkan pengambilan laba hanya ketika keuntungan turun hingga 15% setelah naik, membiarkan laba terus berjalan jika momentum berlanjut. Di sisi lain, jika suatu posisi mengalami kerugian melebihi 5% dari pokok, saya segera keluar. Bahkan dengan rasio kemenangan 50%, menerapkan metode ini pada 100 perdagangan dapat menghasilkan laba 300%. Namun, tantangan sebenarnya adalah mengelola perangkap psikologis keserakahan dan ketakutan, yang sering kali mengarah pada keputusan impulsif.
Landasan perdagangan yang efektif adalah mengikuti tren. Setelah tren terbentuk, tidak perlu analisis berlebihan—cukup selaraskan dengan arah pasar dan hindari berspekulasi atau membuat asumsi. Tren dapat diidentifikasi dengan mudah menggunakan moving average; untuk perdagangan jangka pendek, pantau rata-rata harian dan terobosan volume, sementara tren jangka menengah hingga panjang lebih baik dinilai dengan rata-rata mingguan.
Selalu hindari berdagang melawan tren atau mencoba menangkap harga yang turun di pasar yang sedang menurun, karena kemungkinan keberhasilannya jauh lebih rendah. Sebaliknya, fokuslah pada peluang dengan probabilitas tinggi, dan cepatlah mengakui kesalahan atau memangkas kerugian. Kemampuan untuk mengendalikan risiko jauh lebih penting untuk bertahan hidup dalam jangka panjang di pasar daripada mengamankan keuntungan jangka pendek. Untuk perdagangan jangka pendek, pelajari grafik 15 menit, 30 menit, dan 1 jam, menggunakan indikator seperti KDJ untuk menentukan titik masuk dan keluar, dan OBV untuk menilai niat pelaku pasar besar.