Techub News, menurut TechCrunch, peneliti keamanan melakukan penilaian terbaru terhadap ancaman dari peretas Korea Utara di konferensi Cyberwarcon. Para peneliti mengatakan para peretas Korea Utara terus menyamar sebagai calon karyawan yang mencari pekerjaan di perusahaan multinasional dalam upaya mendapatkan uang untuk Korea Utara dan mencuri rahasia perusahaan yang dapat membantu program senjata mereka. Selama dekade terakhir, para penipu ini secara kolektif telah mencuri mata uang kripto senilai miliaran dolar dan berhasil menghindari serangkaian sanksi internasional dengan menyamar sebagai pemodal ventura, perekrut, dan pekerja TI jarak jauh. Peneliti keamanan Microsoft James Elliott mengatakan pekerja IT Korea Utara telah menyusup ke “ratusan” organisasi di seluruh dunia dengan membuat identitas palsu.