28 November 2024
Ruble Jatuh ke Level Terendah Sejak Awal Konflik Ukraina
Ruble Rusia turun menjadi 110 rubel per USD, level terendah sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai, menyusul sanksi AS terhadap Gazprombank.
Sebelumnya, nilai tukar berada di sekitar 75-80 rubel per USD. Penurunan ini bisa menyebabkan inflasi sebesar 8,5% tahun ini. Namun, nilai tukar yang rendah dapat membantu Rusia meningkatkan anggarannya dari ekspor energi, mengalihkan penjualan ke pasar di Cina dan India. Rusia berencana untuk mengalokasikan hampir sepertiga dari anggaran 2024 untuk pengeluaran militer, menunjukkan tanda-tanda stagflasi dalam perekonomian.
Berita tentang penurunan rubel dan sanksi terbaru dari AS dapat berdampak signifikan pada pasar cryptocurrency, termasuk Optimism (OP) dan Scroll (SCR).
Saat rubel terdepresiasi tajam, investor mungkin mencari aset yang lebih aman, yang menyebabkan meningkatnya permintaan untuk cryptocurrency. Mereka yang memegang rubel mungkin mengonversinya menjadi OP dan SCR untuk melindungi aset mereka dari inflasi, sehingga meningkatkan nilai dan volume perdagangan token-token ini.
Optimism, sebagai solusi Layer 2 untuk Ethereum, menawarkan pemrosesan transaksi yang cepat dengan biaya lebih rendah, menjadikannya lebih menarik bagi pengguna di saat permintaan transaksi meningkat.
Demikian pula, Scroll, sebuah proyek yang fokus pada skala Ethereum, bisa menjadi lebih diminati seiring dengan pencarian pengguna akan solusi pembayaran yang efisien dan hemat biaya. Jika Scroll membangun kemitraan strategis dan meningkatkan penerimaannya di dalam komunitas, itu akan lebih meningkatkan nilai SCR.
Namun, volatilitas pasar cryptocurrency masih tergantung pada berbagai faktor, dan investor harus memantau perkembangan untuk membuat keputusan yang tepat waktu.