Jepang menyetujui stimulus $140 miliar untuk mendukung rumah tangga berpenghasilan rendah dan usaha kecil.
Para kritikus khawatir tentang utang yang meningkat dan pemotongan pajak yang mengurangi pendapatan pemerintah.
Paket stimulus bertujuan untuk menghidupkan kembali daerah pedesaan dan meningkatkan sektor teknologi Jepang.
Pemerintah Jepang baru saja menyetujui stimulus besar-besaran sebesar $140 miliar untuk membantu perekonomian. Paket ini mengikuti hasil pemilihan yang mengecewakan bagi partai Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Para pemilih, yang frustrasi dengan biaya yang terus meningkat dan korupsi, mendesak tindakan mendesak. Tujuannya adalah untuk memasukkan lebih banyak uang ke tangan konsumen dan bisnis.
https://twitter.com/heysamuelkim/status/1861174336352391477 Ukuran Kunci dari Stimulus $140B
Stimulus, yang bernilai 21,9 triliun Yen ($141,8 miliar), menyasar rumah tangga berpenghasilan rendah dan usaha kecil. Pemerintah akan memberikan 30.000 yen kepada rumah tangga yang berjuang. Subsidi bahan bakar dan energi akan membantu dengan biaya yang meningkat. Usaha kecil juga akan menerima dukungan untuk tetap bertahan. Dampak keseluruhan terhadap bisnis dapat mencapai 39 triliun yen. Rencana Perdana Menteri Ishiba bertujuan untuk meningkatkan ekonomi nasional dan regional.
Dengan meningkatkan upah di seluruh generasi, pemerintah berharap dapat memperbaiki stabilitas keuangan. Namun, banyak orang merasa langkah-langkah tersebut tidak cukup jauh. Beberapa ingin manajemen yang lebih baik terhadap pendapatan pajak dan pemotongan pengeluaran yang tidak perlu. Lainnya, terutama kelas menengah, percaya mereka memerlukan lebih banyak dukungan di masa-masa sulit ini.
Risiko Utang yang Meningkat dan Pertumbuhan Masa Depan
Meskipun stimulus dapat mendorong pertumbuhan, utang Jepang yang melonjak adalah masalah utama. Utang negara sekarang melebihi 200% dari PDB, dan para kritikus khawatir pengeluaran baru ini hanya akan menambah masalah. Dengan Bank Jepang diharapkan akan menaikkan suku bunga, biaya utang ini akan meningkat. Para ahli memperingatkan bahwa pemotongan pajak memerlukan sumber pendapatan yang stabil untuk menghindari memburuknya situasi.
Ishiba juga berjanji untuk menghidupkan kembali daerah pedesaan dan mendukung keluarga dengan menawarkan jam kerja yang fleksibel. Namun, bisnis khawatir kesepakatan politik mungkin menghalangi reformasi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing. Pertumbuhan masa depan Jepang akan bergantung pada investasi dalam teknologi seperti AI dan semikonduktor. Sektor-sektor ini dapat membantu Jepang mendapatkan kembali keunggulannya di pasar global.
Artikel pasca Stimulus Ekonomi $140B Jepang: Ukuran Kunci untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Pengeluaran Konsumen muncul pertama kali di Crypto News Land.