Cryptocurrency yang relevan dengan makroekonomi biasanya memiliki aplikasi di bidang seperti transaksi lintas batas, eksperimen kebijakan moneter, lindung nilai terhadap inflasi, dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Berikut adalah beberapa contoh yang menonjol:
1. Bitcoin (BTC)
Kasus penggunaan: Sering disebut sebagai "emas digital," Bitcoin berfungsi sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap inflasi. Pasokan tetapnya sebanyak 21 juta koin sesuai dengan konsep makroekonomi tentang kelangkaan dan stabilitas moneter.
2. Ethereum (ETH)
Kasus penggunaan: Selain sebagai mata uang, Ethereum mendukung keuangan terdesentralisasi (DeFi), yang menantang sistem keuangan tradisional dengan menawarkan peminjaman, peminjaman, dan manajemen aset terdesentralisasi.
3. Ripple (XRP)
Kasus penggunaan: Berfokus pada pembayaran lintas batas, Ripple memfasilitasi transfer uang internasional yang lebih cepat dan lebih murah, berdampak langsung pada perdagangan global dan kegiatan ekonomi.
4. Stellar (XLM)
Kasus penggunaan: Mirip dengan Ripple, Stellar bertujuan untuk meningkatkan transaksi lintas batas, terutama untuk wilayah yang kurang terlayani, dengan menjadikannya lebih mudah diakses dan terjangkau.
5. MakerDAO (MKR) dan DAI
Kasus penggunaan: MakerDAO mengatur DAI, sebuah stablecoin terdesentralisasi yang dipatok pada dolar AS. Ini berperan dalam menstabilkan ekonomi kripto dan mempromosikan likuiditas di pasar DeFi.
6. Chainlink (LINK)
Kasus penggunaan: Chainlink menghubungkan aplikasi berbasis blockchain dengan data ekonomi dunia nyata, mendukung kasus penggunaan seperti kontrak pintar yang bergantung pada indikator makroekonomi.
7. Monero (XMR)
Kasus penggunaan: Cryptocurrency yang berfokus pada privasi, Monero relevan untuk diskusi tentang privasi moneter dan implikasinya terhadap kebijakan fiskal dan perpajakan.
8. Polkadot (DOT)
Kasus penggunaan: Polkadot mendukung interoperabilitas antar blockchain yang berbeda, meningkatkan adopsi teknologi blockchain secara luas dalam sistem ekonomi.
9. Tezos (XTZ)
Kasus penggunaan: Dikenal karena tata kelola on-chain-nya, Tezos dirancang untuk berkembang dan beradaptasi tanpa risiko hard fork, menjadikannya sebagai tempat uji coba potensial untuk tata kelola terdesentralisasi dalam ekonomi.
10. Stablecoin (misalnya, USDC, USDT, BUSD)
Kasus penggunaan: Ini dipatok pada mata uang fiat dan banyak digunakan dalam perdagangan global serta sebagai lindung nilai terhadap volatilitas cryptocurrency, relevan untuk stabilitas ekonomi.
Setiap koin ini memenuhi kebutuhan makroekonomi yang berbeda, dari memfasilitasi perdagangan global dan meningkatkan inklusi keuangan hingga menawarkan alternatif untuk sistem moneter tradisional.