Siapa Adam Back?
Salah satu pengembang inti Bitcoin, pendiri perusahaan Blockstream Adam Back, baru-baru ini diundang oleh anggota legislatif Keru Chyun untuk melakukan diskusi di Dewan Legislatif dengan tema 'Aplikasi Nilai Tambah Mata Uang Virtual: Promosi Ekonomi Digital, Kriptografi Keamanan dan Pendidikan Teknologi Finansial di Taiwan—Menggunakan Bitcoin Layer 2 sebagai Contoh.' Di tempat tersebut hadir perwakilan asosiasi industri kripto domestik, perwakilan akademis, serta beberapa anggota legislatif termasuk Keru Chyun, Wu Zongxian, Lin Qianqi, Liao Weixiang, Huang Jianhao.
Doktor kriptografi Inggris Adam Back adalah pelopor dalam bidang kriptografi dan teknologi blockchain, serta merupakan salah satu tokoh kunci dalam sejarah pengembangan Bitcoin, sehingga dihormati oleh komunitas sebagai 'Bapak Bitcoin.'
Dia telah berkomitmen untuk memajukan pengembangan ekosistem Bitcoin dan merupakan penggerak utama di balik cadangan Bitcoin negara El Salvador, membantu El Salvador membangun sistem cadangan negara pertama di dunia yang menggunakan Bitcoin sebagai mata uang resmi.
Adam Back, ketika internet dan email baru mulai berkembang, menciptakan algoritma Hashcash untuk mencegah spam, dan sistem bukti kerja ini menjadi dasar dari mekanisme penambangan Bitcoin yang kemudian, sehingga dianggap sebagai salah satu pengaruh penting bagi pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto.
Kemudian, pada tahun 2014 Adam Back mendirikan perusahaan teknologi blockchain Blockstream yang fokus dalam mendorong ekosistem Bitcoin, dan terus berusaha meningkatkan kecepatan pengembangan dan adopsi ekosistem Bitcoin, termasuk meluncurkan solusi skalabilitas untuk ekosistem Bitcoin, layanan dompet, dan kit pengembangan.
Cadangan Bitcoin: Potensi dan Tantangan Taiwan
Taiwan saat ini telah berhasil mendorong otoritas pengatur keuangan untuk menyetujui investor profesional membeli ETF Bitcoin spot, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Pengembangan Bitcoin dan Mata Uang Virtual Lin Shanglun mengatakan dalam pertemuan bahwa langkah selanjutnya adalah berharap pemerintah mulai memikirkan dan mengeksplorasi kemungkinan memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan negara.
Cadangan negara yang dimaksud adalah jumlah aset tertentu yang dimiliki negara untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi, menstabilkan nilai mata uang dan melindungi stabilitas sistem keuangan. Aset ini biasanya mencakup devisa (dolar, euro, dan mata uang internasional lainnya), emas, dan sebagainya. Cadangan negara bukan hanya dasar stabilitas ekonomi, tetapi juga merupakan indikator penting yang mencerminkan ketahanan keuangan dan ekonomi negara.
Mengenai apakah Taiwan harus mempertimbangkan memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan negara, Adam Back menyatakan dukungannya dan menunjukkan bahwa beberapa negara telah mulai mempertimbangkan strategi untuk menjadikan Bitcoin sebagai sebagian dari aset cadangan.
Dia menekankan bahwa karakteristik penyimpanan nilai Bitcoin dan keunggulan desentralisasi dapat memberikan kemungkinan baru untuk stabilitas keuangan negara. Namun, dia juga mengingatkan bahwa penyempurnaan regulasi dan struktur teknis juga sangat penting, khususnya teknologi dan aplikasi blockchain Layer 2, yang tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi transaksi tetapi juga mengurangi risiko transaksi, yang sangat penting bagi lembaga keuangan besar.
Seiring dengan munculnya aset digital seperti Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir, El Salvador pada September 2021 menjadi negara pertama dan satu-satunya di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, dan mulai membeli Bitcoin sebagai aset cadangan negara. Negara lain meskipun belum secara resmi memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan negara, mulai menunjukkan minat atau sedang mendiskusikan kebijakan terkait.
Selain itu, beberapa negara memiliki Bitcoin karena tindakan penegakan hukum. Misalnya, pemerintah AS telah menyita dan melelang sejumlah besar Bitcoin selama proses penegakan hukum, tetapi Bitcoin ini tidak dimasukkan ke dalam cadangan negara.
Penambangan Energi Hijau: Arah Penting Masa Depan Bitcoin
Karena penambangan Bitcoin sangat memakan energi, maka penambangan dengan energi hijau juga merupakan isu hangat dalam ekosistem Bitcoin global.
Di seluruh dunia, upaya aktif dilakukan untuk menggabungkan energi terbarukan dengan penambangan Bitcoin untuk mencapai efisiensi penggunaan energi dan keberlanjutan lingkungan. Misalnya, tambang Bitcoin Kryptovault di Norwegia sepenuhnya menggunakan energi hijau untuk penambangan dan memanfaatkan limbah panas dari penambangan untuk mengeringkan kayu, mencapai efisiensi energi; anak perusahaan Tokyo Electric Power Company di Jepang, Agile Energy X, juga mencoba memanfaatkan surplus energi matahari untuk penambangan Bitcoin, mencegah pemborosan energi terbarukan.
Adam Back menyatakan bahwa mengubah energi yang terbuang menjadi daya tambang adalah cara yang efektif dan berkelanjutan. Misalnya, di Texas, gas alam yang dihasilkan dalam proses pengeboran minyak seringkali dibakar langsung karena biaya transportasi yang tinggi. Namun, energi ini kini dapat digunakan untuk mendukung penambangan Bitcoin.
Dia lebih lanjut menggunakan Lugano, Swiss sebagai contoh sukses, di mana wilayah tersebut tidak hanya aktif mendorong pembayaran dengan Bitcoin, tetapi juga menggunakan teknologi blockchain untuk menerbitkan obligasi kota, menunjukkan potensi kombinasi antara keuangan tradisional dan teknologi finansial.
Adam Back juga mendorong Taiwan untuk mengambil inspirasi dari model serupa, memanfaatkan keunggulan energi hijau di dalam negeri, seperti pembangkit listrik tenaga angin dan matahari, menggabungkan energi ini dengan penambangan Bitcoin untuk menciptakan hasil yang menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan.