Presiden terpilih Donald Trump bergerak untuk memecah dan membongkar aliansi BRICS, kata analis politik dari Moskow, Boris Mezhuyev. Analis tersebut menjelaskan, Presiden Amerika Serikat ke-47 itu bertekad menghadapi negara-negara yang mengancam akan memutuskan hubungan dengan dolar AS. BRICS adalah negara pertama yang merasakan kemarahan Trump setelah dia dilantik pada 20 Januari 2025.

Aliansi BRICS telah berjanji untuk menyebarkan agenda de-dolarisasi ke seluruh dunia, dan Trump baru-baru ini menanggapi inisiatif tersebut. Presiden terpilih telah berjanji untuk mengenakan tarif 100% terhadap semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat dari negara-negara yang ingin mengakhiri ketergantungan mereka pada dolar AS. Langkah ini akan memaksa blok tersebut untuk menggunakan dolar AS untuk perdagangan dibandingkan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas.

BRICS Akan Menghadapi Kemarahan Trump, Menurut Analis Politik

Mezhuyev menekankan bahwa Trump bertujuan untuk mengganggu tatanan dunia multipolar untuk menjaga dominasi AS tetap utuh. “Dia akan berupaya untuk mendobrak BRICS, untuk mendobrak tatanan dunia multipolar yang sedang berkembang. Dia akan melakukannya dengan tekad yang lebih besar dan lebih efektif dibandingkan pemerintahan sebelumnya,” katanya kepada Tass.

Analis tersebut mengatakan musuh-musuh Trump akan berkembang melampaui Tiongkok dan Rusia dan akan menjadi BRICS secara keseluruhan. “Saya pikir musuh utama Trump bukan Rusia atau Tiongkok, tapi BRICS sendiri. Kebijakannya akan berupaya memperkuat hegemoni AS di bidang-bidang penting,” ujarnya.

Analis politik mengatakan Trump akan berusaha menghasut India, Tiongkok, dan Rusia untuk saling melemahkan BRICS. “Upaya untuk mengganti presiden Brasil dan Venezuela, serta menghasut India, Rusia, dan Tiongkok untuk saling bermusuhan, sedang dilakukan. Dia akan berusaha memecah belah dunia, mengganggu persatuan yang baru terbentuk. Dunia Afrika di Barat akan diruntuhkan. Ini adalah strategi Trump. Yang lainnya hanyalah masalah taktik,” rangkumnya.