Konteks Hukum: Kendala atau Peluang?
Baru-baru ini, Yoshitaka Kitao, CEO SBI Holdings, menyarankan agar Ripple mulai mempersiapkan IPO segera setelah masalah hukumnya dengan SEC diselesaikan. Perusahaan tersebut telah melawan SEC dalam kasus yang memiliki implikasi besar terhadap regulasi mata uang kripto di AS. SEC menuduh Ripple menjual sekuritas yang tidak terdaftar melalui token XRP-nya, yang memicu perselisihan hukum yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Namun, dengan adanya pemberitahuan banding baru-baru ini yang diajukan oleh SEC, perselisihan hukum yang sudah berlangsung lama tampaknya masih jauh dari terselesaikan. Meskipun demikian, beberapa analis hukum percaya bahwa kasus ini akan segera berubah, karena SEC mungkin akan menarik bandingnya karena adanya perubahan dalam kepemimpinannya. Jika demikian, tekanan terhadap Ripple akan berkurang, sehingga memungkinkan Ripple melanjutkan rencana pertumbuhannya, termasuk kemungkinan go public.
Ripple: IPO di Cakrawala?
CEO Ripple Brad Garlinghouse menegaskan bahwa IPO bukanlah prioritas utama perusahaan. Dalam beberapa wawancara, dia menyoroti bahwa posisi keuangan Ripple yang kuat telah menjadi faktor kunci dalam menunda langkah ini. Perusahaan ini telah melihat pertumbuhan yang signifikan dalam operasi globalnya, terutama di pasar pembayaran internasional, yang memungkinkannya untuk tetap kompetitif tanpa perlu bergantung pada pasar modal publik.
Namun, Garlinghouse juga mengutarakan pandangannya bahwa di masa depan, Ripple bisa menjadi perusahaan publik. Pada tahun 2022, dalam konferensi di mana dia membahas masa depan Ripple, dia menjelaskan bahwa perusahaan akan menjajaki IPO segera setelah gugatan SEC diselesaikan. Faktanya, pada tahun 2020, Ripple sudah mengantisipasi kemungkinan go public dalam jangka pendek, namun masalah hukum dengan SEC mengganggu rencana tersebut.
Apa Arti IPO Ripple bagi Pasar?
Jika Ripple memutuskan untuk melanjutkan IPO, dampaknya bisa luas, tidak hanya bagi perusahaan, namun juga bagi ekosistem mata uang kripto yang lebih luas. Pertama, IPO dapat dilihat sebagai validasi teknologi blockchain dan mata uang kripto sebagai aset sah di pasar tradisional.
Selain itu, mengingat ukuran dan pengaruh Ripple dalam bidang pembayaran dan pengiriman uang internasional, IPO Ripple dapat menarik sejumlah besar investor institusional, sehingga berpotensi membuka pintu bagi adopsi mata uang kripto yang lebih besar secara global. Masuknya Ripple ke pasar publik juga dapat memberikan transparansi dan regulasi yang lebih besar bagi investor, membantu meningkatkan kepercayaan terhadap pasar mata uang kripto, yang masih relatif fluktuatif dan spekulatif.
Di sisi lain, fakta bahwa perusahaan mata uang kripto seperti Ripple sedang mempertimbangkan untuk go public di tengah lingkungan peraturan yang tidak pasti dapat menjadi indikasi bahwa zaman sedang berubah. Jika Ripple berhasil mengatasi konfliknya dengan SEC dan go public, hal ini dapat menjadi preseden bagi perusahaan blockchain dan mata uang kripto lainnya yang ingin mengikuti jalur yang sama di masa depan.