• Joe Lubin berpendapat bahwa kepresidenan Trump dapat menyebabkan reformasi SEC, yang berpotensi menyelesaikan kasus yang sedang berlangsung terhadap perusahaan kripto seperti Ripple dan Coinbase.

  • Struktur SEC mengharuskan suara komisaris untuk menolak kasus, membatasi perubahan regulasi langsung meskipun pemerintahan Trump pro-kripto.

  • Para ahli hukum memprediksi penyelesaian atas pembatalan seluruh kasus akan tercapai, dengan SEC kemungkinan terus mengawasi aktivitas pasar kripto sekunder.

Joe Lubin, CEO ConsenSys, menyoroti potensi dampak dari masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden terhadap sektor mata uang kripto. Berbicara di DevCon 2024 di Thailand, Lubin menyatakan optimismenya tentang perubahan regulasi.

Khususnya, ia menunjukkan bahwa rencana Trump dapat memberikan kelegaan yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan seperti Coinbase, Binance, dan Ripple. Perusahaan-perusahaan ini telah menghadapi tantangan hukum yang berkepanjangan dari SEC, yang menghambat pertumbuhan dan inovasi mereka.

https://twitter.com/ethereumJoseph/status/1857091062742827144

Selain itu, Lubin menekankan bahwa komitmen Trump untuk menyingkirkan Ketua SEC Gary Gensler dapat mengubah lingkungan regulasi. Ia menyarankan bahwa perubahan ini dapat berujung pada pemecatan atau penyelesaian kasus-kasus yang sedang berlangsung.

Namun, para ahli hukum tetap berhati-hati tentang kepraktisan hasil ini. Sementara sikap pro-kripto Trump telah memicu harapan, struktur SEC mempersulit setiap perubahan langsung.

Struktur SEC Bisa Membatasi Reformasi Segera

Terlebih lagi, bahkan jika Gensler diganti, masih ada rintangan signifikan untuk perubahan regulasi segera. SEC beroperasi sebagai badan independen, yang membutuhkan suara mayoritas dari para komisarisnya untuk menolak atau menyelesaikan kasus. Para ahli memperingatkan bahwa Partai Republik tidak mungkin mendapatkan suara mayoritas dalam SEC dalam waktu dekat. Situasi ini dapat memperlambat implementasi reformasi yang diusulkan Trump.

Baru-baru ini, CTO Ripple David Schwartz mengkritik pendekatan SEC dalam mendefinisikan "kontrak investasi." Ia mengklarifikasi bahwa kewajiban Ripple adalah kepada pemegang sahamnya, bukan pemegang XRP. Pernyataan ini sejalan dengan perdebatan yang sedang berlangsung tentang apakah mata uang kripto seperti XRP harus diklasifikasikan sebagai sekuritas. Sementara itu, Hakim Analisa Torres memutuskan bahwa penjualan eceran XRP bukanlah sekuritas, yang menambah kerumitan hukum.

Pengamat Hukum Melihat Hasil yang Beragam

Selain itu, pengacara pro-XRP Bill Morgan percaya bahwa penyelesaian lebih mungkin terjadi daripada penghentian total kasus terhadap perusahaan kripto. Pengacara Fred Rispoli menyuarakan sentimen ini, yang menyatakan bahwa penyelesaian dapat menyelesaikan ketegangan hukum selama bertahun-tahun.

Namun, mantan pengacara SEC James Farrell menyatakan skeptisismenya tentang pelonggaran sikap SEC terhadap penjualan kripto sekunder. Ia berpendapat bahwa pengawasan regulasi terhadap pasar kripto tidak mungkin berkurang dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, komentar Lubin menyoroti rasa optimisme yang hati-hati dalam komunitas kripto. Banyak yang berharap pemerintahan Trump dapat meredakan tekanan regulasi dan mendorong inovasi.

Namun, sikap dan proses internal SEC tetap menjadi kendala signifikan dalam mencapai reformasi yang cepat. Perusahaan seperti Ripple dan Coinbase terus bergelut dalam lingkungan hukum yang menantang, tanpa ada penyelesaian segera yang terlihat.

Postingan Kasus Crypto vs SEC Mungkin ‘Ditolak atau Diselesaikan’ di Bawah Trump, Joe Lubin dari Consensys Mengklaim muncul pertama kali di Crypto News Land.