Dalam sebuah langkah yang tidak terduga, Bernard Arnault, orang terkaya di Eropa dan pemilik LVMH, telah menggugat Elon Musk, CEO X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), atas penggunaan konten dari surat kabar miliknya, Le Parisien dan Les Echos secara tidak sah. Arnault berpendapat bahwa Musk dan platform digitalnya menerbitkan ulang artikel tanpa memberikan kompensasi yang memadai kepada media, sehingga melanggar hukum Eropa yang mewajibkan pembayaran untuk konten yang diterbitkan ulang. Perselisihan ini menjadi pusat perdebatan mengenai hak cipta di era digital dan bagaimana platform harus memberikan remunerasi kepada pembuat konten.

- Perselisihan mengenai hak cipta: Arnault dan media penting lainnya di Prancis berupaya agar X membayar untuk penggunaan konten mereka, sesuai dengan hukum Eropa.

- Sidang tingkat tinggi: Gugatan ini akan disidangkan di Paris pada Mei 2025, menjadikan kasus ini sebagai pertarungan pengadilan yang mempertemukan dua orang terkaya di dunia.

- Dampak terhadap media digital: Kasus ini menyoroti pentingnya membela hak-hak media, dengan tujuan melestarikan pers yang bebas dan beragam.

Konfrontasi ini diperkirakan akan berdampak pada dunia media digital, karena dapat menjadi preseden penting mengenai bagaimana platform besar seperti X harus memperlakukan konten berhak cipta. Industri ini memantau dengan cermat bagaimana kasus ini akan berkembang dan apa dampaknya terhadap masa depan jurnalisme digital.

#ElonMusk #Criptomonedas #Twitter #MarketDownturn