Washington: Mantan ajudan Wakil Presiden Kamala Harris mendesak Presiden Joe Biden untuk mengundurkan diri dan menjadikan Harris sebagai presiden wanita pertama Amerika Serikat, meski hanya sebentar. Jamal Simmons, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur komunikasi Harris, menyampaikan saran tersebut dalam postingan media sosial dan wawancara talk show pada hari Minggu.

Jamal Simmons meminta Biden untuk mengundurkan diri dan memenuhi “Janji Transisi” -nya

Simmons, ketika merenungkan kepresidenan Biden, memuji presiden atas pencapaiannya tetapi menekankan bahwa masih ada satu janji yang dapat ditepati Biden: menjadi sosok “transisi”. Dia mengusulkan agar Biden mengundurkan diri dalam waktu 30 hari ke depan, sehingga Harris dapat mengambil alih jabatan presiden sebelum masa jabatannya berakhir. Dalam percakapan dengan Ruang Situasi CNN, Simmons menjelaskan, “Joe Biden telah menjadi presiden yang luar biasa, namun kini ia harus memenuhi satu janji terakhirnya—untuk menjadi tokoh transisi.”

Ia melanjutkan, “Biden dapat mengundurkan diri sebagai presiden dan melantik Kamala Harris sebagai Presiden Amerika Serikat. Hal ini akan membalikkan keadaan yang berlawanan dengan Trump, sehingga Harris tidak akan lagi menjadi presiden setelah tanggal 6 Januari dan memudahkan perempuan berikutnya untuk mencalonkan diri.”

Mengapa Simmons berpendapat Biden harus mengundurkan diri

Simmons berpendapat bahwa langkah tersebut akan membantu membentuk kembali narasi Partai Demokrat dan membawa perubahan yang sangat dibutuhkan. Dia yakin keputusan seperti itu akan mendominasi siklus pemberitaan dan memberikan kesempatan kepada Partai Demokrat untuk menunjukkan transparansi dan drama, menjawab keinginan publik akan kepemimpinan baru.

“Ini adalah sesuatu yang berada dalam kendali Joe Biden. Jika dia melakukannya, itu akan memenuhi janji terakhirnya, memberikan Kamala Harris kesempatan untuk menjadi Presiden ke-47 dan menghancurkan citra Trump. Hal ini juga akan membebaskan pemimpin perempuan di masa depan dari beban menjadi yang pertama,” tambah Simmons.

Kamala Harris: Presiden wanita pertama?

Kamala Harris, 60, kalah dalam pemilihan presiden 5 November dari Presiden terpilih Donald Trump. Namun, usulan Simmons menunjuk pada gagasan transisi jangka pendek di mana Harris bisa menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat, meski hanya sebentar, sebelum Trump menjabat.

Simmons menekankan bahwa terpilihnya Harris sebagai presiden dapat meringankan beban ekspektasi historis seputar kepemimpinannya dan memberikan rekam jejak yang lebih baik bagi perempuan berikutnya. “Hal ini akan memastikan bahwa presiden perempuan berikutnya tidak harus menanggung beban menjadi presiden perempuan pertama,” katanya.

Apa dampaknya bagi masa depan politik Amerika?

Meskipun proposal ini telah menarik banyak perhatian, namun hal ini mencerminkan diskusi yang sedang berlangsung mengenai kepemimpinan, gender dan keterwakilan dalam politik Amerika. Jika Biden berhasil, hal ini akan mewakili perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dinamika kepemimpinan AS, yang berpotensi membentuk kembali strategi Partai Demokrat dan Republik menjelang masa kepresidenannya pada tahun 2025.

Kesimpulan

Saat Presiden Biden mendekati akhir masa jabatan pertamanya, spekulasi tentang keputusannya di masa depan terus berlanjut. Seruan Jamal Simmons agar Biden mengundurkan diri dan menyerahkan kursi kepresidenan kepada Kamala Harris, jika diterapkan, dapat menandai momen bersejarah dalam politik Amerika dan membentuk kepemimpinan bangsa selama bertahun-tahun yang akan datang.