#BabyMarvinf9c7值🉐拥🈶 Yang pertama: Ivanka tidak pernah menyangka, ayahnya yang berusia 78 tahun, bersikeras untuk mencalonkan diri, dan akhirnya berhasil. Ivanka ingin menjauh, membangun dinding tinggi untuk mengisolasi dirinya, namun semua itu runtuh. Setiap gerakannya harus diperiksa dan ditafsirkan. Tidak berdiri di sisi ayahnya, citranya pun menurun. Kesempatan yang begitu baik, namun tidak dimanfaatkan. Seharusnya Ivanka bisa dengan mudah menciptakan sejarah Amerika, namun ditolak dengan kejam oleh dirinya sendiri.

Yang kedua: Menantu Trump, Laura, mengambil alih peran Ivanka, meskipun penampilannya dalam kampanye tidak sebrilian Ivanka di tahun-tahun sebelumnya, dia tetap mendapat banyak sorakan dan tepuk tangan. Ini membuat posisi Ivanka terasa canggung, mengingat dia pernah menjadi anak kesayangan Trump.

Yang ketiga: Trump pernah berniat untuk menempatkan Ivanka bekerja di PBB, tetapi dia menolak. Trump dengan bangga menyatakan "dia bisa melakukan apa saja", tetapi Ivanka tampaknya memilih jalannya sendiri.

Yang keempat: Pasangan Ivanka masih dapat memanfaatkan posisi ayahnya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi setelah Trump terpilih sebagai presiden, mereka tidak perlu masuk ke pemerintahan, tetapi tetap bisa berpengaruh dari belakang layar.

Yang kelima: Dalam masa jabatan pertama Trump, Kushner, sebagai penasihat senior untuk masalah Timur Tengah, menjalin hubungan dengan banyak orang kaya Timur Tengah, mengelola dana swasta senilai 3 miliar dolar, dengan sebagian besar pemegang saham adalah miliarder dari Arab Saudi, UEA, dan Qatar.

Yang keenam: Foto Ivanka menonton Piala Dunia bersama mantan Perdana Menteri Qatar, Khalid, ditangkap media, menunjukkan bahwa hubungannya dengan para raja minyak Timur Tengah masih erat.

Yang ketujuh: Publikasi perpecahan keluarga Trump dimulai dengan penggeledahan FBI di Mar-a-Lago, Florida, dan kemungkinan pengkhianat yang membocorkan informasi adalah menantunya, Kushner.

Yang kedelapan: Dalam sidang yang disiarkan pada waktu prime time di AS, satu kalimat Ivanka memberi pukulan besar bagi Trump. Dia menyatakan "menerima kesimpulan Jaksa Agung William Barr" dan percaya bahwa tidak ada kecurangan dalam pemilihan 2020.

Yang kesembilan: Tindakan Ivanka ini tidak lain adalah penusukan dari belakang, membuat orang-orang penasaran tentang keadaan nyata di dalam keluarga Trump.

Yang kesepuluh: Kehadiran Ivanka dalam kampanye kali ini tidak terlalu kuat, Trump lebih mengandalkan dirinya sendiri dan kedua putranya.

Pilihan Ivanka, apakah pemotongan yang cerdas atau isolasi yang bodoh? Apa pendapatmu? Bagikan pemikiranmu!