Pemilihan dapat berdampak signifikan pada pasar keuangan, dengan pedagang sering memantau perkembangan politik menjelang pengambilan keputusan yang terinformasi. Dampak ini muncul terutama karena pemilihan membawa ketidakpastian kebijakan, yang dapat mengubah proyeksi ekonomi dan pola perdagangan. Karena pemimpin baru mungkin menerapkan kebijakan ekonomi yang berbeda, pedagang memperkirakan pergeseran di area seperti suku bunga, kebijakan pajak, regulasi, dan perjanjian ekonomi internasional. Misalnya, kandidat yang mendukung perbaikan ekonomi mungkin memicu harapan pertumbuhan pasar, sementara kebijakan yang condong pada regulasi dapat memicu kekhawatiran tentang profitabilitas perusahaan.
Menjelang pemilihan, pasar mungkin menjadi tidak stabil saat pedagang mengubah portofolio berdasarkan hasil yang diharapkan. Menurut Asosiasi Ekonomi Amerika, ketidakstabilan semacam itu mencerminkan reaksi pasar terhadap risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan perubahan kebijakan yang mempengaruhi sektor secara mendalam. Misalnya, pemotongan pajak korporasi yang diharapkan dapat meningkatkan harga saham, sementara pembatasan perdagangan dapat mempengaruhi industri yang bergantung pada perdagangan.
Bukti sejarah juga menunjukkan pola pasca-pemilihan. Misalnya, "Teori Siklus Pemilihan Presiden" menyatakan bahwa pasar saham AS cenderung berkinerja lebih baik di dua tahun terakhir masa jabatan, sebagian besar karena kebijakan pertumbuhan yang menguntungkan dalam rangka mempersiapkan pemilihan kembali. Namun, ini bukan pola yang pasti, karena sangat tergantung pada iklim ekonomi global dan rincian kebijakan.
Pedagang sering mengurangi risiko keputusan politik dengan memperluas portofolio atau menggunakan teknik pendukung. Dalam melakukannya, mereka berusaha memanfaatkan volatilitas terkait pemilihan politik sambil melindungi investasi mereka dari fluktuasi yang tidak terduga.#USElections2024Countdown #29thBNBBurn #GrayscaleXRPTrust #BTCMiningRevenue #USNFPCooldown $USDC $SOL $BNB