Grup CME menerima persetujuan untuk mendirikan Merchant Komisi Berjangka (FCM) miliknya sendiri.
FIA memperingatkan bahwa persetujuan CME meningkatkan risiko sistemik dan konflik kepentingan akibat peran pasar yang diperluas.
Pada 29 Oktober, Grup CME, pemain terkemuka di pasar derivatif, menerima persetujuan dari Asosiasi Berjangka Nasional (NFA) untuk mendirikan Merchant Komisi Berjangka (FCM) miliknya sendiri. Persetujuan yang diberikan memungkinkan Grup CME untuk mengelola akun pelanggan secara langsung dan memperdalam perannya dalam perdagangan berjangka.
Namun, langkah ini, yang dianggap strategis untuk lebih memenuhi kebutuhan klien, telah memicu reaksi di seluruh industri keuangan. Asosiasi Industri Keuangan (FIA) telah mengangkat kekhawatiran tentang potensi risiko sistemik yang terkait dengan fungsi-fungsi baru CME.
Selain itu, FIA mendesak Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) untuk menetapkan pedoman yang lebih jelas untuk mengelola potensi konflik kepentingan.
Kekhawatiran atas Konsolidasi Peran CME
FIA memperingatkan bahwa konsolidasi beberapa peran CME—termasuk perdagangan, penyelesaian, dan sekarang manajemen akun pelanggan—dapat menyebabkan konflik kepentingan. Presiden FIA Walt Lukken menekankan bahwa mengelola fungsi-fungsi ini dalam satu entitas dapat meningkatkan risiko sistemik. Ini adalah masalah yang sebelumnya telah diangkat oleh FIA ketika FTX mengajukan permohonan untuk persetujuan serupa. Kemudian FTX milik Sam Bankman-Fried bangkrut pada November 2022, yang menyebabkan ketidakpastian di pasar.
Menurut Presiden FIA Walt Lukken, peran baru CME "mencerminkan tren konsolidasi pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas di pasar keuangan yang sensitif." CFTC juga telah mengakui kekhawatiran serupa, terutama dalam konteks pengawasan pasar yang meningkat.
Berita Crypto Terkini Hari Ini:
Apakah Harga Ethereum Berjuang untuk Menembus Konsolidasi $2,6K?