Bayangkan memiliki sepotong rumah tanpa pernah menginjakkan kaki di dalamnya, atau bahkan tanpa perlu uang muka yang besar. Berkat tren yang berkembang dari tokenisasi properti, mimpi itu menjadi kenyataan bagi sekelompok kecil investor yang berani. Alih-alih membeli seluruh properti, Anda sekarang dapat membeli ā€œsepotongā€ digital dari satu melalui teknologi blockchain, berpotensi mendapatkan keuntungan dari sewa dan pertumbuhan nilai properti. Namun, apakah ini semudah dan sejanji seperti yang terdengar?

Apa itu Tokenisasi Properti?

Tokenisasi properti memungkinkan investor memiliki sebagian dari sebuah properti dengan membeli token digital. Token ini mewakili kepemilikan dalam aset dunia nyata, seperti rumah atau gedung apartemen. Perusahaan seperti Lofty, RealT, dan HouseBit memimpin charge, menawarkan orang-orang kesempatan untuk berinvestasi dalam properti hanya dengan membeli token melalui platform mereka. Anda dapat berinvestasi menggunakan cryptocurrency atau bahkan transfer bank biasa.

Rick Phillips, seorang bankir pensiunan dari Los Angeles, telah mencoba pasar baru ini, menginvestasikan $20,000 ke dalam properti di berbagai kota seperti Ohio dan Memphis. Daya tarik bagi orang-orang seperti Phillips sangat jelas: Anda dapat memiliki sepotong real estat tanpa kerepotan membeli seluruh rumah atau mengelola properti.

Janji Real Estat Tanpa Repot

Ide di balik tokenisasi properti memanfaatkan potensi demokratisasi blockchain. Ini bertujuan untuk membuat investasi real estat lebih dapat diakses, terutama bagi mereka yang tidak mampu membeli di kota-kota mahal seperti London atau New York. Platform seperti Lofty memudahkan untuk membeli token yang mewakili kepemilikan dalam sebuah properti, seringkali dengan investasi awal yang rendah. Misalnya, Anda dapat memulai dengan hanya $50 di Lofty, memiliki sebagian kecil dari sebuah properti.

Bagi banyak orang, ini adalah alternatif yang menyegarkan dibandingkan dengan real estate investment trusts (REITs) tradisional. REIT pada dasarnya adalah dana yang mengumpulkan uang untuk diinvestasikan dalam properti. Namun, real estat yang ditokenisasi terasa lebih pribadi. ā€œOrang-orang lebih bersemangat memiliki sepotong alamat tertentu daripada menjadi bagian dari dana real estat yang umum,ā€ kata Jerry Chu, pendiri Lofty.

Kekurangan: Likuiditas dan Masalah Pemeliharaan

Meskipun konsepnya terdengar menarik, ada beberapa kekurangan yang signifikan. Untuk satu, properti yang ditokenisasi tidak semudah dijual seperti saham. Para investor telah mengeluhkan kurangnya pembeli di pasar sekunder, membuat sulit untuk mencairkan dana saat dibutuhkan. Beberapa telah melaporkan melihat harga token turun jauh di bawah nilai awal mereka, dengan sedikit pembeli yang bersedia membayar harga penuh.

Ada juga masalah dunia nyata dengan penyewa dan pemeliharaan properti. Investor awal dalam properti yang ditokenisasi menemukan diri mereka menghadapi sewa yang tidak dibayar, masalah pemeliharaan, dan hukum pengusiran yang rumit. Beberapa perusahaan, seperti RealT, bahkan sedang mengerjakan asuransi sewa untuk melindungi investor ketika penyewa berhenti membayar sewa.

Masa Depan Tokenisasi Properti

Meskipun ada rintangan ini, potensinya sangat besar. Menurut perkiraan, pasar real estat yang ditokenisasi bisa bernilai antara $2 triliun hingga $16 triliun pada tahun 2030. Ini bukan hanya properti individu yang sedang ditokenisasi; pemain keuangan besar seperti BlackRock dan Fidelity sedang menjajaki tokenisasi dana besar untuk memudahkan pergerakan aset.

Apa yang membuat konsep ini sangat menarik adalah likuiditas yang dijanjikannya. Max Dilendorf, seorang pengacara aset digital yang berbasis di New York, menjelaskan bahwa aset yang ditokenisasi dapat memungkinkan perdagangan 24/7 dan akses ke kumpulan investor global. Anda dapat membeli dan menjual token kapan saja, tanpa dokumen rumit yang diperlukan dalam transaksi real estat tradisional. Namun untuk saat ini, likuiditas itu sebagian besar masih mimpi - pasar masih membutuhkan lebih banyak peserta untuk menjadi benar-benar cair.

Pekerjaan dalam Proses

Untuk saat ini, tokenisasi properti masih merupakan pasar niche, terutama menarik penggemar kripto yang sudah nyaman dengan teknologi ini. Namun, seiring dengan semakin populernya ide ini, mulai menarik perhatian lebih luas. Orang-orang melihatnya sebagai cara untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka, terutama di pasar di mana kepemilikan properti telah menjadi sangat mahal.

Ambil Mathew dari Toronto, misalnya. Dengan hanya $1,250 yang diinvestasikan dalam enam rumah melalui Lofty, ia telah melihat pengembalian 10 persen selama dua tahun. Seperti banyak orang lainnya, ia beralih ke tokenisasi properti sebagai investasi yang lebih stabil daripada cryptocurrency yang volatil.

Apakah Real Estat yang Ditokenisasi Se Worth It?

Jika Anda mencari cara baru untuk berinvestasi dalam real estat tanpa membeli seluruh properti, tokenisasi mungkin layak untuk dijelajahi. Ini menawarkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio Anda dan memiliki bagian dari pendapatan sewa. Namun seperti investasi lainnya, ini datang dengan risiko - dari masalah likuiditas hingga potensi masalah penyewa.

Meskipun masih terlalu awal untuk mengatakan apakah tokenisasi properti akan merevolusi pasar real estat, ini pasti merupakan tren yang perlu diperhatikan. Seiring dengan semakin banyaknya platform yang muncul dan pertumbuhan pasar, ini bisa menjadi cara yang layak bagi lebih banyak orang untuk terjun ke investasi real estat tanpa menguras dompet. Namun untuk saat ini, para investor perlu menimbang risiko dan imbalan dengan hati-hati sebelum terjun.

Jika Anda adalah tipe orang yang penasaran tentang tren investasi terbaru dan tidak takut dengan sedikit risiko, membeli sepotong properti digital mungkin saja langkah Anda selanjutnya.

Terima kasih telah membaca, tetap disini dan pastikan untuk mengikuti artikel tren baru ;)

Semoga sukses šŸ‘ŠšŸ‘

#ScrollOnBinance #UptoberBTC70K? #BinanceLabsInvestsLombard #realestate #RealEstateInvesting

$BTC

$ETH

$BNB