Mari kita berpikir...
Kecerdasan buatan (AI) dan blockchain adalah dua teknologi yang masing-masing telah merevolusi bidangnya masing-masing. Namun apa jadinya jika kedua dunia ini mulai berpotongan dan menyatu? Pada tahun 2024, kita akan melihat peningkatan jumlah proyek yang berupaya menggabungkan kekuatan AI dan arsitektur blockchain terdesentralisasi, menciptakan solusi baru untuk bisnis dan masyarakat.
Bagaimana AI dan blockchain dapat berinteraksi?
Sekilas, AI dan blockchain tampaknya merupakan teknologi yang tidak kompatibel. Blockchain berfokus pada desentralisasi, transparansi, dan kekekalan, sementara AI memerlukan data dalam jumlah besar dan perhitungan rumit untuk melatih modelnya. Namun, ada beberapa titik persimpangan di mana teknologi ini dapat berinteraksi secara efektif:
1. Transparansi dan kepercayaan dalam pelatihan AI: Salah satu tantangan utama AI adalah masalah kepercayaan. Konsumen ingin mengetahui bagaimana AI mengambil keputusan dan berdasarkan prediksinya. Blockchain dapat membantu dalam hal ini dengan menyediakan catatan data yang transparan dan tidak dapat diubah yang digunakan untuk melatih model AI dan algoritma mana yang digunakan pada setiap tahap.
2. Platform AI Terdesentralisasi: Banyak proyek mulai menggunakan blockchain untuk menciptakan sistem terdesentralisasi di mana siapa pun dapat menawarkan kekuatan komputasi mereka untuk melatih AI, dan menerima imbalan dalam bentuk token. Hal ini secara signifikan dapat mengurangi biaya komputasi dan membuat teknologi AI lebih terjangkau.
3. Meningkatkan keamanan data: AI bergantung pada data dalam jumlah besar dan keamanan data ini menjadi isu penting. Blockchain dapat menyediakan manajemen data yang terdesentralisasi dan memastikan bahwa data tersebut terlindungi dari peretasan dan manipulasi.
Contoh proyek yang menghubungkan AI dan blockchain
Beberapa proyek blockchain terkemuka telah menjajaki potensi sinergi dengan AI:
• SingularityNET adalah platform yang memungkinkan pengembang AI mana pun untuk membagikan algoritme mereka dan diberi imbalan karena menggunakannya menggunakan token. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan AI secara terdesentralisasi tanpa ketergantungan pada perusahaan teknologi besar.
• Fetch.AI adalah proyek yang menggunakan AI untuk menciptakan “agen cerdas” yang mampu melakukan tugas kompleks dalam mengumpulkan data dan mengoptimalkan proses dalam ekosistem yang terdesentralisasi.
• Ocean Protocol adalah platform berbagi data terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna menjual data mereka untuk pelatihan AI sambil memastikan transparansi dan perlindungan data menggunakan blockchain.
Prakiraan untuk masa depan
Kombinasi AI dan blockchain membuka kemungkinan tak terbatas bagi industri mulai dari keuangan dan layanan kesehatan hingga logistik dan infrastruktur perkotaan. Pada tahun 2024, kami berharap untuk melihat semakin banyak proyek yang menggunakan blockchain untuk memberikan transparansi dan keamanan data untuk AI.
Namun, penting untuk dicatat bahwa integrasi AI dan blockchain masih merupakan area baru dan belum dijelajahi. Terdapat tantangan teknis yang signifikan, seperti kompleksitas komputasi yang tinggi dan besarnya jumlah energi yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan blockchain, yang mungkin membatasi adopsi teknologi tersebut secara massal.
Kesimpulan:
Sinergi AI dan blockchain membuka cakrawala baru bagi teknologi masa depan. Kedua dunia ini mempunyai potensi untuk mentransformasi bisnis dan masyarakat, menawarkan solusi baru untuk mengelola data, meningkatkan transparansi, dan melindungi dari serangan dunia maya.