SEC telah mendakwa Cumberland DRW, menuduh firma tersebut beroperasi sebagai dealer sekuritas tak terdaftar di pasar kripto sejak 2018. Sebagai tanggapan, Cumberland membantah klaim tersebut, mengkritik pendekatan SEC sebagai "mengutamakan penegakan hukum" dan menyebut situasi tersebut sebagai "Catch-22" hukum.
Kasus ini berkisar pada pertanyaan regulasi utama: apakah sebagian besar transaksi kripto termasuk dalam hukum sekuritas. Hasil kasus ini dapat berdampak besar pada masa depan regulasi kripto.
SEC mengklaim bahwa Cumberland telah melakukan lebih dari $2 miliar transaksi yang tidak terdaftar sejak Maret 2018. Cumberland membalas dengan menyatakan bahwa perusahaan tersebut terdaftar sebagai broker-dealer pada tahun 2019 tetapi diberi tahu bahwa perusahaan tersebut hanya dapat memperdagangkan Bitcoin dan Ethereum, yang biasanya diatur di bawah yurisdiksi CFTC. Perusahaan tersebut berpendapat bahwa tuntutan SEC tersebut kontradiktif dan tidak adil.
Dalam pernyataannya, Cumberland menuduh SEC berupaya menekan inovasi dan menghalangi bisnis yang sah memasuki pasar aset digital. Pernyataan tersebut juga merujuk pada sidang Kongres baru-baru ini di mana SEC dikritik sebagai "lembaga nakal", dengan mengklaim bahwa lembaga tersebut telah melampaui kewenangannya.
Cumberland juga menyoroti sejarah kerja samanya dengan SEC, dengan berbagi data dan wawasan selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, firma tersebut kini menghadapi tuntutan atas apa yang digambarkan SEC sebagai periode pelanggaran selama enam tahun. Perusahaan memandang hal ini sebagai perubahan yang tiba-tiba dan tidak adil dalam posisi lembaga tersebut.
Kasus ini memiliki kemiripan dengan konflik terkini antara SEC dan perusahaan kripto lainnya. Misalnya, Crypto.com baru-baru ini menghadapi Wells Notice dari SEC dan menanggapinya dengan menggugat lembaga tersebut terlebih dahulu. SEC menuduh SEC melakukan "regulasi melalui penegakan hukum" dan berpendapat bahwa tindakan lembaga tersebut bermotif politik karena semakin besarnya dukungan bipartisan terhadap industri kripto.
Ketua SEC Gary Gensler meyakini bahwa sebagian besar transaksi kripto memenuhi syarat sebagai sekuritas. Namun, banyak pihak di industri ini memandang hal ini sebagai standar yang tidak dapat diterapkan dan mengancam akan menghambat inovasi.
Gugatan SEC terhadap Cumberland berfokus pada klasifikasi aset digital, dengan klaim bahwa industri tersebut secara keliru menggambarkan sebagian besar aset kripto sebagai komoditas. Pertarungan hukum ini dapat menjadi preseden tentang bagaimana masa depan regulasi kripto akan dibentuk, dengan tanggapan Cumberland yang menunjukkan bahwa tindakan SEC merupakan tindakan yang melampaui batas kekuasaan.