Lonjakan harga Bitcoin baru-baru ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor utama:
1. **Minat Institusional**: Institusi besar telah meningkatkan minat mereka pada Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas pasar tradisional. Antisipasi persetujuan **Bitcoin Spot ETF** yang potensial oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah menjadi pendorong utama. Ini akan membuka pintu bagi lebih banyak investor arus utama untuk berpartisipasi dalam Bitcoin, menambah tekanan kenaikan harga yang signifikan.
2. **Kondisi Makroekonomi**: Dengan meningkatnya kekhawatiran atas inflasi dan ketidakstabilan di pasar global, investor beralih ke Bitcoin sebagai "penyimpanan nilai" yang mirip dengan emas. Ketidakpastian ekonomi, terutama mengingat fluktuasi suku bunga dan ketegangan geopolitik, telah mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke aset terdesentralisasi seperti Bitcoin.
3. **Ekspektasi Halving Bitcoin**: Halving Bitcoin berikutnya akan terjadi pada tahun 2024, yang akan mengurangi laju penambangan Bitcoin baru, sehingga meningkatkan kelangkaan. Secara historis, peristiwa halving telah menyebabkan kenaikan harga yang signifikan karena berkurangnya pasokan.
4. **Peningkatan Adopsi**: Lebih banyak perusahaan dan lembaga menerima Bitcoin sebagai bentuk pembayaran, memperluas kegunaannya lebih dari sekadar aset investasi. Platform pembayaran dan perusahaan besar seperti **PayPal** dan **Visa** mengintegrasikan mata uang kripto ke dalam layanan mereka, meningkatkan keyakinan terhadap kelangsungan hidup Bitcoin dalam jangka panjang.
### Akankah Bitcoin Terus Naik atau Turun?
Dalam jangka pendek, Bitcoin dapat menghadapi volatilitas, tetapi prospek jangka panjang tetap bullish karena beberapa alasan:
- **Adopsi Institusional Berkelanjutan**: Jika ETF Bitcoin Spot disetujui, harga dapat terus naik karena meningkatnya permintaan institusional.
- **Kelangkaan**: Halving pada tahun 2024 diperkirakan akan mengurangi pasokan, mendorong permintaan, dan berpotensi menyebabkan kenaikan harga lebih lanjut.
.