Bitcoin menghadapi koreksi harga karena ketidakpastian ekonomi
Harga Bitcoin (BTC) turun 4,1% pada dini hari tanggal 30 September, menguji ulang dukungan di $63,500, menghapus kenaikan lima hari. Mata uang kripto ini berjuang untuk mempertahankan posisinya di atas $66.000, yang mengakibatkan leverage jangka panjang kurang dari $40 juta dilikuidasi. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli sudah cukup siap, meskipun faktor-faktor yang menyebabkan penurunan masih ada dimana-mana.
Dampak prospek ekonomi AS terhadap Bitcoin
Saham berjangka AS turun 0,20% karena investor menunggu komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengenai prospek ekonomi. Meningkatnya kekhawatiran terhadap aktivitas jasa dan manufaktur ditambah dengan laporan pekerjaan bulan September yang akan datang pada tanggal 4 Oktober. Menurut Yahoo Finance, Ekonom Bank of America AS Aditya Bhave mencatat bahwa “pasar tenaga kerja adalah risiko terbesar terhadap prospek kami.” Mengingat korelasi jangka pendek Bitcoin dengan pasar saham, setiap perlambatan pada S&P 500 dapat berdampak negatif pada Harga BTC memiliki dampak negatif.
Bidang kecerdasan buatan dan potensi respon pasar
Kekhawatiran terhadap potensi bubble di sektor kecerdasan buatan (AI) juga mempengaruhi sentimen pasar. Beberapa analis percaya kepanikan di pasar AI dapat menyebabkan investor mencari aset yang lebih aman seperti obligasi pemerintah jangka pendek dan uang tunai. Mike Fishbein, penulis buletin (AI Marketing Briefing), percaya bahwa masalahnya bukan pada teknologi itu sendiri, tetapi cara penggunaannya saat ini, terutama mengandalkan ChatGPT (OpenAI), Gemini (Google), Copilot (Microsoft) dan Grok (X). Fishbein percaya bahwa biaya penggunaan model bahasa besar (LLM) telah turun secara signifikan sementara biaya berlangganan tetap tinggi, sebuah perbedaan yang pada akhirnya dapat mengurangi potensi pendapatan dan mempersulit pemeliharaan perangkat keras AI yang mahal.
Ketegangan di Eropa dan Timur Tengah memberikan sinyal lemah terhadap perekonomian
Meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan ekonomi global juga mendorong pergerakan harga Bitcoin. Di Eropa, dimana kondisi ekonomi sedang memburuk, produsen mobil Stellantis memangkas perkiraan labanya untuk tahun ini, sehingga harga sahamnya anjlok 14% di bursa Belanda. Demikian pula, langkah-langkah pemotongan biaya yang dilakukan Volkswagen mencakup kemungkinan penutupan pabrik di Jerman, sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam 87 tahun sejarah perusahaan tersebut. Negara dengan perekonomian terbesar di Jerman diperkirakan akan mengalami pertumbuhan 0% atau negatif pada tahun 2024, yang diperburuk oleh gangguan terhadap pasokan gas Ukraina dan lemahnya permintaan dari Tiongkok. Bank of England memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 0,3% pada kuartal ketiga, dengan kenaikan harga rumah di Inggris menunjukkan kemungkinan stagflasi.
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan dampak ekonominya
Meningkatnya konflik di Timur Tengah, khususnya serangan baru-baru ini di Lebanon, merupakan variabel lain dalam permasalahan kompleks ini. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tindakan yang ada saat ini “tidaklah cukup,” lapor CNBC. Kenaikan tajam harga minyak dapat meningkatkan inflasi, sehingga membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga. Ketegangan geopolitik ini memperburuk lingkungan ekonomi yang sudah tegang, sehingga berdampak pada kinerja pasar Bitcoin.
sebagai kesimpulan
Kegagalan Bitcoin baru-baru ini untuk mempertahankan momentum bullishnya sebagian besar disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perlambatan ekonomi, konflik geopolitik, dan kekhawatiran investor mengenai kemampuan bank sentral untuk menurunkan suku bunga. Meskipun kondisi ini mungkin berdampak positif bagi Bitcoin dalam jangka panjang, kondisi saat ini penuh dengan ketidakpastian, memaksa para pedagang untuk beralih ke jalur investasi yang lebih aman. Ketika harga Bitcoin bergulat dengan tantangan-tantangan multi-aspek ini, beberapa bulan mendatang akan menjadi periode penting dalam menentukan arah pasarnya.