Aliansi Tiongkok-Rusia Meluas, Meningkatkan Risiko AS di Asia dan Timur Tengah

Frederick Kempe, CEO Atlantic Council, menyoroti dua masalah mendesak di Majelis Umum PBB: meningkatnya kemitraan Tiongkok-Rusia dan keraguan atas kepemimpinan AS. Bersama mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice, ia memperingatkan tentang meningkatnya ancaman global, membandingkan risiko saat ini dengan Perang Dingin. Dukungan Tiongkok terhadap Rusia dan Iran meningkatkan konflik, menuntut kepemimpinan yang berani dari AS dan sekutunya untuk melawan perkembangan ini.

Kempe: Kerjasama Tiongkok-Rusia Membahayakan Stabilitas Global

Frederick Kempe, presiden dan kepala eksekutif Atlantic Council, lembaga pemikir yang berpusat di Washington D.C. yang berfokus pada hubungan internasional, menekankan dua keprihatinan utama yang membayangi diskusi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu ini.

“Dua awan gelap menyelimuti Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa minggu ini di New York,” jelasnya dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh Atlantic Council pada hari Sabtu, yang menjelaskan:

Yang pertama adalah meningkatnya bahaya tujuan bersama Tiongkok-Rusia. Yang kedua adalah ketidakpastian tentang apakah kepemimpinan AS akan mampu menghadapi tantangan tersebut setelah pemilihan umum November.

Kempe menegaskan bahwa kemitraan Tiongkok-Rusia tidak hanya mendukung perang di Ukraina, tetapi juga memperkuat Iran dan proksinya di Timur Tengah serta meningkatkan ketegangan di Asia. Ia berpendapat bahwa hanya kepemimpinan AS yang kuat dan berpikiran maju, bersama dengan mitra global, yang dapat melawan ancaman ini.

Condoleezza Rice, yang berbicara di Forum Masa Depan Global Dewan Atlantik, menyuarakan kekhawatiran ini. Kempe menjelaskan:

Ia menganggap era baru kita lebih berbahaya daripada Perang Dingin. Hal itu disebabkan oleh semakin banyaknya ancaman global yang berhadapan dengan bahaya yang disebutnya sebagai 'empat penunggang kuda Kiamat—populisme, nativisme, isolasionisme, dan proteksionisme.'

Kempe juga mencatat dukungan Tiongkok yang semakin dalam terhadap industri pertahanan Rusia, yang terus mendukung upaya perang Moskow. Nicholas Burns, duta besar AS untuk Tiongkok, berpendapat: “Kami telah memberikan sanksi kepada lebih dari tiga ratus perusahaan Tiongkok selama beberapa bulan terakhir. Sayangnya, kami belum melihat perubahan dalam perilaku Tiongkok. Jadi, mereka harus berharap bahwa kami akan terus melakukan upaya hukuman ini untuk menegaskan bahwa kami tidak akan tinggal diam sementara Tiongkok secara signifikan membantu Rusia memperkuat [tidak hanya] potensi persenjataannya, tetapi juga basis industri pertahanannya.”

Apa pendapat Anda tentang kemitraan Tiongkok-Rusia dan dampaknya terhadap keamanan global? Beri tahu kami di bagian komentar di bawah ini. #Write2Earn