Investor Christian Angermayer telah pindah dari London ke Lugano, Swiss, dengan alasan kekhawatiran atas reformasi pajak Inggris yang menargetkan penduduk kaya.
Menurut laporan terbaru oleh Ben Stupples, Devon Pendleton, dan Emily Nicolle untuk Bloomberg, keputusan Angermayer mengikuti rencana Inggris untuk menaikkan pajak atas kekayaan di luar negeri bagi individu dengan kekayaan bersih tinggi, yang dapat memengaruhi penduduk nondomisili yang sebelumnya diuntungkan oleh undang-undang pajak yang menguntungkan. Angermayer telah tinggal di Inggris selama satu dekade dengan status nondomisili, yang memungkinkannya menghindari pajak atas pendapatan luar negeri.
Angermayer, seorang investor berusia 46 tahun yang memiliki minat dalam mata uang kripto, bioteknologi, dan psikedelik, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg bahwa perubahan pajak tersebut merupakan "kesalahan besar," yang berpotensi lebih merusak daripada Brexit. Reformasi yang diperkenalkan oleh pemerintah Konservatif memperpendek waktu bagi non-dom untuk menghindari pajak atas pendapatan luar negeri dari 15 tahun menjadi empat tahun. Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer juga telah berjanji untuk menghapus keringanan pajak warisan untuk aset yang disimpan dalam perwalian luar negeri, yang semakin mengkhawatirkan penduduk terkaya di Inggris.
Di Lugano, Angermayer akan diuntungkan oleh kebijakan pajak Swiss yang lebih menguntungkan dan status yang berkembang sebagai pusat kripto. Warga dapat melunasi tagihan dalam Bitcoin atau Tether, berkat kemitraan dengan pemerintah setempat. Angermayer memiliki investasi yang luas di perusahaan-perusahaan blockchain, termasuk Northern Data AG dan Samara Asset Group Plc, yang memberi nasihat kepada bisnis-bisnis blockchain.
Meskipun telah meninggalkan perusahaan, Apeiron Investment Group, kantor keluarga Angermayer yang mengelola lebih dari $2,5 miliar, akan tetap beroperasi di London, dengan mempekerjakan tim kecil di sana. Swiss telah lama menarik perhatian elit global dengan undang-undang stabilitas dan privasinya, dan Lugano semakin populer di kalangan bisnis kripto yang ingin menghindari peraturan Uni Eropa yang lebih ketat yang akan segera berlaku.
Gambar Pilihan via Pixabay