Perbedaan antara koin SATS dan mata uang kripto arus utama lainnya tercermin dalam aspek berikut:
Definisi dan asal unit: Koin SATS adalah bentuk token dari unit terkecil Bitcoin (Satoshi). Setiap SATS mewakili 0,00000001 BTC. Karakteristik ini, yang diturunkan langsung dari Bitcoin, menjadikan mata uang SATS berbeda dari mata uang kripto arus utama lainnya (seperti Ethereum, stablecoin, dll.) dalam definisi dasarnya.
Karakteristik teknis: Koin SATS diterbitkan berdasarkan standar token BRC-20 dari blockchain Bitcoin dan tidak memerlukan pengoperasian kontrak pintar, sehingga memberikan fleksibilitas dan efisiensi yang unik. Sebaliknya, banyak mata uang kripto arus utama, seperti token ERC-20 di Ethereum, mengandalkan kontrak pintar untuk mengimplementasikan berbagai fungsi.
Skenario penerapan: Koin SATS tidak hanya dapat digunakan untuk pembayaran, pertukaran aset, dan penyimpanan, namun juga digunakan dalam media, hiburan online, dan berbagai tujuan komersial karena hubungannya yang erat dengan Bitcoin. Skenario penerapan yang beragam ini memberi mata uang SATS posisi pasar yang unik di pasar mata uang kripto.
Sirkulasi dan penerimaan: Meskipun mata uang SATS telah menunjukkan potensi dalam beberapa aspek, likuiditas dan penerimaan pasarnya saat ini masih rendah dibandingkan dengan mata uang kripto arus utama (seperti Bitcoin, Ethereum, dll.). Mata uang kripto arus utama biasanya memiliki kapitalisasi pasar, volume perdagangan, dan penetrasi pengguna yang lebih tinggi.
Ambang batas dan potensi investasi: Bagi investor dengan anggaran terbatas, koin SATS memberikan peluang berbiaya rendah untuk memasuki pasar mata uang kripto. Pada saat yang sama, karena hubungannya yang erat dengan Bitcoin, potensi nilai tambah jangka panjang dari koin SATS juga patut diperhatikan. Namun, investor juga perlu mewaspadai risiko seperti volatilitas yang lebih besar dan likuiditas koin SATS yang relatif rendah.
Singkatnya, mata uang SATS sangat berbeda dari mata uang kripto arus utama lainnya dalam hal definisi unit, karakteristik teknis, skenario penerapan, likuiditas dan penerimaan, serta ambang batas dan potensi investasi.