Untuk menghitung tingkat stop-loss suatu perdagangan, Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti toleransi risiko Anda, kondisi pasar saat ini, dan aset spesifik yang Anda perdagangkan. Berikut rumus dasar menghitung stop loss:

1. Tentukan Toleransi Risiko Anda: Putuskan seberapa besar Anda bersedia mengambil risiko dalam satu perdagangan sebagai persentase dari total modal perdagangan Anda. Biasanya disarankan sekitar 1-2% dari modal Anda untuk meminimalkan dampak kerugian pada keseluruhan portofolio Anda.

2. Menilai Volatilitas Pasar: Pertimbangkan riwayat volatilitas harga aset yang Anda perdagangkan. Aset yang lebih fluktuatif mungkin memerlukan tingkat stop-loss yang lebih luas.

3. Harga Masuk: Identifikasi harga saat Anda memasuki perdagangan.

4. Hitung Harga Stop-Loss:

Harga Stop Loss = Harga Masuk - (Volatilitas × Faktor Penggandaan ATR)

- ATR (Average True Range) adalah indikator umum yang digunakan untuk mengukur volatilitas harga.

- Faktor Penggandaan ATR dapat diatur berdasarkan toleransi risiko dan kondisi pasar Anda. Misalnya, jika Anda bersedia mengambil risiko 1% dari modal Anda dan ATR-nya adalah 2, Anda dapat menggunakan Faktor Penggandaan ATR sebesar 2, yang berarti stop loss Anda adalah 2 kali nilai ATR dari harga masuk Anda.

5. Ukuran Posisi: Untuk menghitung ukuran posisi Anda, bagi jumlah risiko Anda (dalam dolar) dengan selisih antara harga masuk dan harga stop-loss. Ini akan memberi tahu Anda berapa banyak saham atau kontrak yang harus Anda beli atau jual.

Ingatlah bahwa perintah stop-loss bukanlah perintah yang sangat mudah dan tidak dapat menjamin bahwa Anda tidak akan mengalami kerugian. Ini adalah alat manajemen risiko, dan penting untuk memiliki rencana perdagangan yang jelas dan mengikuti strategi manajemen risiko Anda secara konsisten. Selain itu, kondisi pasar dapat berubah dengan cepat, jadi nilai kembali secara rutin dan sesuaikan level stop-loss Anda sesuai kebutuhan.#moon #bnbburn #etf $BTC $XRP $BNB