Tiongkok Ungkap Paket Stimulus Besar-besaran, Likuiditas yang Meningkat Bisa Dongkrak Harga Kripto

Bank Rakyat Tiongkok baru saja mengumumkan paket stimulus besar-besaran yang bergema di pasar global. Menurut South China Morning Post, "bazoka kebijakan" tersebut menyusul pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS.

Langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral Tiongkok juga mencakup pemotongan drastis persyaratan cadangan bank, serta pemotongan suku bunga hipotek yang berlaku sebesar 50 basis poin. Motifnya adalah untuk menyuntikkan lebih banyak likuiditas ke dalam perekonomian dan memperkuat sektor-sektor yang kinerjanya lemah, terutama di sektor perumahan dan belanja konsumen.

Tak lama setelah laporan itu keluar, penggemar mata uang kripto mulai berspekulasi tentang kemungkinan implikasi pelonggaran moneter di Tiongkok terhadap aset digital. Su Zhu, pendiri Three Arrows Capital yang kini sudah tutup, menyatakan bahwa "siklus stimulus Tiongkok sedang berlangsung," menyiratkan bahwa harga kripto dapat diuntungkan dari langkah tersebut.

Ekonom Lyn Alden berpendapat bahwa harga Bitcoin secara historis terkait erat dengan likuiditas global, yang mengindikasikan stimulus China dapat mendukung penilaian mata uang kripto di masa mendatang.

Di luar masalah mata uang kripto, pemerintah Cina telah berupaya untuk menopang ekonominya dengan berbagai cara lain, termasuk suntikan dana sebesar 800 miliar yuan untuk menopang saham-saham Cina dan rencana untuk membuat dana stabilisasi pasar saham. Langkah-langkah ini telah berhasil mendorong nilai indeks CSI 300 naik 7% dalam seminggu terakhir.

Waktu pelaksanaan paket stimulus Tiongkok ini, yang datang sangat dekat dengan pemangkasan suku bunga pertama Federal Reserve dalam empat tahun, telah menciptakan lingkungan ekonomi global yang luar biasa. Secara klasik, kondisi peningkatan likuiditas dan penurunan suku bunga ini biasanya menandakan masa yang baik untuk aset berisiko seperti saham dan mata uang kripto.