Korea Utara Beri Sinyal Hubungan BRICS Semakin Dekat di Tengah Meningkatnya Hubungan dengan Rusia

Korea Utara mungkin tengah meningkatkan upaya untuk menyelaraskan diri dengan blok ekonomi BRICS, karena diplomat utamanya tidak menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lebih memilih menghadiri acara yang terkait dengan BRICS. Para analis berpendapat bahwa meskipun Kim Jong-un berupaya untuk memutus isolasi diplomatik melalui aliansi semacam itu, sanksi dan kendala ekonomi Korea Utara membuat keanggotaannya tidak mungkin. Tindakan terkini menunjukkan peningkatan kerja sama Korea Utara dengan Rusia, yang menandakan kemungkinan perubahan dalam pendekatan kebijakan luar negerinya.

Korea Utara Beri Sinyal Hubungan BRICS yang Lebih Dekat

Menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son-hui, melewatkan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadiri acara terkait BRICS pada hari Selasa, The Korea Times melaporkan, menambahkan bahwa hal ini mungkin menunjukkan negara tersebut sedang menjajaki hubungan yang lebih dekat dengan blok ekonomi tersebut.

Menteri Korea Utara berpartisipasi dalam Forum Perempuan Eurasia di Saint Petersburg, yang mencakup pertemuan BRICS. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mencatat bahwa tindakan ini mencerminkan meningkatnya keselarasan Korea Utara dengan Rusia. "Meskipun kami belum menyaksikan langkah tegas sejauh ini, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui baru-baru ini menghadiri acara internasional yang dipimpin oleh Rusia, dan rezim tersebut telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menentang Amerika Serikat," kata seorang pejabat kementerian, yang menjelaskan:

Tindakan tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara kemungkinan bermaksud untuk bekerja sama secara aktif dengan tatanan global baru yang dipelopori oleh Rusia di masa mendatang.

Kelompok BRICS, yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, kini telah berkembang dengan bergabungnya Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Namun, para analis tetap skeptis terhadap prospek keanggotaan Korea Utara. "Bergabung dengan BRICS sesuai dengan upaya Kim Jong-un untuk menghindari isolasi diplomatik dengan memposisikan Korea Utara sebagai anggota aktif dalam aliansi global yang sedang berkembang," kata Cho Han-bum dari Institut Korea untuk Penyatuan Nasional. Ia menekankan bahwa keterbatasan ekonomi Korea Utara dan sanksi internasional membuat Korea Utara tidak mungkin bergabung dengan kelompok tersebut.

Selain itu, Lim Eul-chul dari Universitas Kyungnam menjelaskan bahwa hubungan Korea Utara yang tegang dengan Tiongkok dapat menghambat upayanya untuk bergabung dengan blok ekonomi tersebut, dengan menyatakan:

Jika Korea Utara bergabung dengan kelompok multinasional formal, hal itu berpotensi mengubah isolasinya selama puluhan tahun.

Menurut Anda, apakah hubungan Korea Utara yang semakin erat dengan Rusia dapat berujung pada masuknya negara itu ke dalam BRICS? Beri tahu kami di bagian komentar di bawah ini. #Write2Earn