**Kompleksitas Kripto Menghambat Adopsi: Wawasan Survei**

Mata uang kripto dan teknologi blockchain sedang berkembang pesat, tetapi kompleksitasnya merupakan rintangan utama bagi pendatang baru. Sebuah survei oleh bursa kripto Australia Swyftx menemukan bahwa 43% responden menghindari kripto karena kebingungan tentang cara kerjanya. Demikian pula, Survei Literasi Kripto 2023 melaporkan bahwa 28% responden global merasakan hal yang sama.

Otoritas Perilaku Keuangan Inggris menyuarakan hal yang sama, dengan 30% responden menyebut kurangnya pemahaman sebagai hambatan. Lance Morginn dari Blockchain Intelligence Group mencatat bahwa jargon yang mengintimidasi seperti "blockchain" dan "token" membuat orang takut.

Para ahli menyarankan penyederhanaan sumber daya pendidikan dan pembuatan platform yang mudah digunakan untuk membuat kripto lebih mudah diakses. Kadan Stadelmann dari Komodo Platform menekankan perlunya pengaturan keamanan yang mudah untuk mencegah kesalahan pengguna.

Chainalysis melaporkan bahwa peluncuran ETF Bitcoin di AS meningkatkan penggunaan kripto, menunjukkan bahwa opsi investasi yang lebih sederhana dapat menarik pengguna. Namun, industri harus menyeimbangkan inovasi dengan kemudahan akses untuk mencapai adopsi yang luas.

Phillip Lord dari Oobit dan Saad Naja dari PiP World menekankan pentingnya membuat kripto seintuitif keuangan tradisional. Menyederhanakan lingkungan regulasi dan menawarkan konten edukasi yang menarik dapat membuka jalan bagi penerimaan yang lebih luas.