Dalam beberapa bulan terakhir, harga Ethereum (ETH) telah berjuang untuk mempertahankan posisi yang kuat di pasar mata uang kripto, terutama jika dibandingkan dengan Bitcoin (BTC).
Mata uang kripto terbesar kedua di dunia ini mengalami penurunan kinerja yang signifikan dibandingkan dengan Bitcoin, mencapai titik terendah dalam rasio ETH/BTC dalam 42 bulan. Tren ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, yang menyebabkan banyak orang bertanya-tanya apakah Ether akan terus kehilangan daya saingnya terhadap Bitcoin atau apakah kita sudah mendekati titik terendah lokal.
ETH/BTC mencapai titik terendah baru dalam 42 bulan: masalah dengan harga Ethereum?
Salah satu indikator utama tren penurunan Ethereum adalah pasangan ETH/BTC, yang mengukur kinerja Ether dibandingkan dengan Bitcoin. Baru-baru ini, rasio ETH/BTC telah mencapai level yang tidak terlihat selama sekitar tiga setengah tahun, sejak awal tahun 2021.
Pada saat itu, pasar mata uang kripto sedang mengalami fase kenaikan besar, didorong oleh minat institusional dan makin diadopsinya Bitcoin sebagai alat penyimpan nilai.
Sejak itu, sementara Bitcoin terus mengonsolidasikan posisinya sebagai pemimpin pasar yang tak terbantahkan, Ethereum menghadapi kesulitan untuk mengimbanginya, meskipun ekosistemnya terus berkembang dan transisi ke mekanisme konsensus Proof of Stake (PoS) dengan pembaruan Ethereum 2.0.
Salah satu faktor yang menyebabkan kelemahan Ethereum dibandingkan dengan Bitcoin adalah semakin dominannya BTC di pasar. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi makro dan volatilitas yang tinggi di pasar mata uang kripto, Bitcoin sering dianggap sebagai penyimpan nilai yang lebih aman dibandingkan dengan mata uang kripto lainnya.
Hal ini menyebabkan banyak investor lebih memilih BTC, terutama selama fase turbulensi pasar, ketika modal cenderung beralih ke aset yang lebih mapan dan kurang berisiko.
Akibatnya, pangsa pasar Ethereum menurun, yang berkontribusi terhadap penurunan pasangan ETH/BTC.
Fenomena ini menimbulkan keraguan apakah Ether dapat mempertahankan relevansi jangka panjangnya sebagai platform utama untuk aplikasi terdesentralisasi (dApp) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi), atau apakah Bitcoin akan terus berkembang bahkan di sektor yang secara tradisional didominasi oleh Ethereum.
Risiko penurunan lebih lanjut pada harga Ethereum (ETH)
Dengan turunnya harga ETH, banyak investor mencari sinyal yang mungkin mengindikasikan harga minimum lokal untuk mata uang kripto tersebut. Saat ini, harga Ethereum berada di sekitar 2.302 dolar, level yang dianggap kritis oleh analis teknis.
Pertanyaan yang banyak ditanyakan adalah apakah Ethereum akhirnya mencapai dukungan kuat yang dapat digunakan untuk memulai kembali, atau apakah kita akan menyaksikan penurunan lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang.
Salah satu teori yang paling diakui adalah, jika Bitcoin mengalami rebound kuat dari level saat ini, Ethereum dapat memperoleh keuntungan secara tidak langsung, mengikuti tren umum pasar mata uang kripto.
Namun, tanpa pemulihan signifikan dalam rasio ETH/BTC, Ethereum berisiko terus kehilangan pangsa pasar, bahkan jika harganya dalam dolar mempertahankan stabilitas tertentu.
Selain meningkatnya dominasi Bitcoin, ada faktor lain yang dapat membebani harga Ethereum dalam beberapa bulan mendatang.
Pertama-tama, persaingan di sektor dApp dan DeFi menjadi semakin ketat, dengan platform seperti Solana (SOL), Cardano (ADA), dan Avalanche (AVAX) mencoba untuk mendapatkan tempat dengan memanfaatkan skalabilitas dan kecepatannya yang unggul dibandingkan dengan Ethereum.
Kedua, meskipun peningkatan ke Ethereum 2.0 berhasil, jaringan tersebut terus berjuang dengan masalah skalabilitas dan biaya tinggi, yang dapat mendorong beberapa pengembang dan pengguna untuk mencari solusi alternatif.
Hal ini dapat semakin melemahkan posisi Ethereum sebagai platform terdepan untuk aplikasi terdesentralisasi.
Kesimpulan
Meskipun ada kesulitan saat ini, penting untuk diingat bahwa Ethereum terus menjadi mata uang kripto kedua berdasarkan kapitalisasi pasar dan memiliki basis pengembang dan pendukung yang luas. Ekosistemnya terus berkembang, dengan fokus yang semakin besar pada solusi Layer-2 seperti Optimism dan Arbitrum, yang dapat memecahkan masalah skalabilitas dan mengurangi biaya.
Lebih jauh lagi, adopsi Ethereum di DeFi tetap kuat, dengan miliaran dolar terkunci dalam kontrak pintar di jaringannya. Ini menunjukkan bahwa, terlepas dari berbagai tantangan, Ethereum masih memiliki peran penting di masa depan sektor mata uang kripto.
Harga Ethereum (ETH) saat ini tengah menghadapi fase ketidakpastian yang besar, dengan rasio ETH/BTC mencapai titik terendah dalam 42 bulan. Dominasi Bitcoin (BTC) yang terus meningkat dan persaingan dengan blockchain baru lainnya memberikan tekanan pada mata uang kripto terbesar kedua di dunia ini.
Namun, jika Ethereum berhasil mengatasi masalah skalabilitasnya dan mengonsolidasikan perannya dalam DeFi, ia dapat mulai bangkit lagi.
Sampai saat itu, investor harus memantau dengan cermat kinerja pasangan ETH/BTC untuk memahami apakah kita memang telah mencapai titik minimum lokal atau masih ada ruang untuk pergerakan turun lebih lanjut.