• Pengadilan membatasi pembekuan pada jumlah penipuan dalam investigasi mata uang kripto.

  • Pembekuan akun secara penuh menyebabkan individu kehilangan stabilitas keuangan dan penghidupan.

Dalam putusan penting, Pengadilan Tinggi Madras di Chennai telah mengklarifikasi bahwa polisi dan lembaga investigasi tidak dapat membekukan seluruh rekening bank saat menyelidiki kasus kejahatan dunia maya. Sebaliknya, mereka hanya diizinkan untuk membekukan jumlah tertentu yang terlibat dalam dugaan penipuan. Keputusan ini merupakan intervensi penting di saat pembekuan rekening semakin umum terjadi dalam investigasi yang terkait dengan transaksi mata uang kripto.

Putusan tersebut disampaikan oleh Hakim G. Jayachandran sebagai tanggapan atas petisi dari Mohammed Saifullah, yang rekening Bank HDFC-nya dibekukan selama lebih dari setahun oleh Biro Keamanan Siber Negara Bagian Telangana (TSCSB) selama penyelidikan mata uang kripto yang sedang berlangsung. Kasus yang dimaksud hanya melibatkan ₹2,48 lakh, namun seluruh saldo sebesar ₹9,69 lakh tidak dapat diakses, menurut media lokal tersebut.

Selain itu, pengadilan menemukan bahwa pembekuan seluruh akun, terutama dalam kasus yang terkait dengan mata uang kripto, secara tidak adil menghilangkan stabilitas keuangan individu. Dan menghalangi kemampuan mereka untuk melakukan transaksi harian. Hakim Jayachandran menggarisbawahi bahwa dengan kedok penyelidikan, tindakan membekukan seluruh akun tanpa menyebutkan jumlah yang terkait dengan dugaan penipuan adalah tidak tepat.

Persyaratan Hukum Untuk Pemberitahuan

Pengadilan lebih lanjut menekankan seringnya mengabaikan persyaratan hukum untuk memberi tahu kedua pemegang akun. Dan pengadilan ketika akun dibekukan. Hal ini berdasarkan Pasal 106 BNSS, yang menggantikan Pasal 102 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pihak berwenang diberi mandat untuk memberi tahu hakim pengadilan tentang penyitaan aset apa pun. Dalam banyak kasus mata uang kripto, individu tidak menyadari mengapa akun mereka dibekukan hingga terjadi gangguan keuangan yang signifikan.

Dengan mengizinkan Saifullah mengakses akunnya dengan syarat mempertahankan ₹2,48 lakh yang disengketakan, putusan tersebut berfungsi sebagai pengingat bagi lembaga investigasi untuk mengikuti proses hukum yang semestinya dalam investigasi penipuan mata uang kripto. Beberapa anggota masyarakat merasa keputusan ini menjadi preseden untuk melindungi hak-hak warga negara di tengah meningkatnya penggunaan mata uang kripto.

Berita Utama Hari Ini

Pasar Kripto Masuk ke Mode Ketidakpastian Saat Bitcoin Turun ke $58K