Odaily Planet Daily News Banyak investor dan ekonom khawatir bahwa The Fed telah menunggu terlalu lama, sehingga membuat pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi berada dalam ketidakpastian dan menimbulkan volatilitas di pasar keuangan. Hal terakhir ini terlihat jelas di pasar Treasury pada hari Jumat, ketika para pedagang tiba-tiba kembali bertaruh pada penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin. Pemilihan presiden bulan November juga menempatkan pengambilan kebijakan Fed pada posisi yang tidak nyaman. Kandidat Partai Republik dan mantan Presiden Trump memperingatkan bahwa Federal Reserve tidak boleh menurunkan suku bunga sebelum pemilu, sementara Senator Demokrat Elizabeth Warren menekan para pejabat untuk menurunkan suku bunga sebesar 75 basis poin. “Ini adalah langkah penting,” kata Priya Misra, manajer portofolio di J.P. Morgan Asset Management. “Soft landing sangat jarang terjadi.” JPMorgan adalah satu-satunya bank terbesar di AS yang bersikeras bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun ketika bank-bank lain telah kembali ke ekspektasi pemotongan sebesar 25 basis poin, kepala ekonom bank AS Michael Feroli menegaskan kembali dalam sebuah catatan kepada kliennya pada hari Jumat bahwa pemotongan sebesar 50 basis poin adalah "hal yang benar untuk dilakukan." Misra juga menginginkan The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada awalnya, namun ia mengatakan penurunan sebesar 25 basis poin tampaknya sedikit lebih mungkin terjadi mengingat kekhawatiran para pembuat kebijakan mengenai kemungkinan inflasi yang terus-menerus. Jika The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, reaksi pasar akan sangat bergantung pada bagaimana para pejabat “menafsirkan” penurunan suku bunga yang lebih kecil, tambahnya. (Sepuluh Emas)