• Robert Kiyosaki berpendapat bahwa baik Trump maupun Harris tidak dapat menyelesaikan krisis utang AS.

  • Dukungan Taylor Swift terhadap Kamala Harris telah memicu perdebatan, dengan para kritikus mempertanyakan dukungannya.

Robert Kiyosaki, pengusaha Amerika ternama dan penulis buku laris “Rich Dad Poor Dad”, baru-baru ini berbagi pemikirannya tentang pemilihan presiden AS saat ini. Dikenal karena dukungannya terhadap Donald Trump, Kiyosaki menggunakan X (sebelumnya Twitter) pada tanggal 11 September untuk mengungkapkan kekhawatirannya tentang Kamala Harris, Wakil Presiden saat ini.

Ia mengkritik media karena diduga meremehkan perannya dan mempertanyakan siapa yang sebenarnya menjalankan negara, dengan menyatakan bahwa Presiden Biden tidak hadir, sehingga Harris yang menangani rangkaian kampanye. Komentar Kiyosaki mencerminkan keyakinannya akan pentingnya memilih dengan hati nurani.

Robert Kiyosaki stated, 

“Saya mendukung kebebasan memilih dalam pemilu. Pilihlah sesuai hati nurani Anda.”

Namun, dalam posting berikutnya, Kiyosaki memperingatkan bahwa identitas presiden berikutnya, baik Trump maupun Harris, tidak akan menjawab masalah AS yang paling mendesak, yaitu utang nasionalnya yang sangat besar. Ia menyoroti bahwa utang AS meningkat sebesar $1 triliun setiap 100 hari dan mengkritik dolar sebagai mata uang yang tidak dapat diandalkan, menyebutnya sebagai "sampah."

Menekankan dukungannya yang sudah lama terhadap Bitcoin, Kiyosaki menyarankan agar tidak menyimpan dolar, dan melabelinya sebagai "uang palsu." Sebaliknya, ia mendesak orang untuk berinvestasi dalam emas, perak, dan Bitcoin, yang ia anggap sebagai bentuk uang yang sebenarnya.

Dukungan Taylor Swift untuk Kamala Harris

Taylor Swift baru-baru ini mendukung Kamala Harris, yang menuai banyak perhatian dan kritik. Dukungan Swift untuk Harris datang sebagai bagian dari keterlibatan politiknya yang lebih luas, yang bertujuan untuk memengaruhi basis penggemarnya yang luas. Namun, dukungan ini disambut dengan reaksi beragam.

Para kritikus berpendapat bahwa Swift, ikon pop tanpa pengalaman politik, memanfaatkan status selebritasnya untuk memengaruhi pemilih dalam lanskap politik yang kompleks. Sebagian merasa dukungannya terlalu menyederhanakan masalah yang dipertaruhkan, sementara yang lain percaya itu adalah upaya tulus untuk mendukung kandidat yang didukungnya. Meskipun mendapat reaksi keras, keterlibatan Swift menggarisbawahi hubungan yang semakin erat antara pengaruh selebritas dan politik.

Berita Kripto yang Disorot Hari Ini: Token Asli Polygon POL Melonjak 10% di Tengah Kemerosotan Pasar